PKS Tambora - Adakah sosok yang bisa disamakan dengan pahlawan revolusi
Soekarno? Jawabnya: TIDAK ADA! TIDAK AKAN BISA! Bahkan dalam peradaban dunia pun,
Soekarno tak tertandingi karakternya. Dia besar dan membesarkan sejarah. Keniscayaan
sejarah masa kini adalah pengulangan potongan-potongan sejarah masa lalu. Sepotong
sejarah Soekarno sebagai orator ulung akan saya kultwit dari sisi kompetensi
SDM. Serta lahirnya sosok orator yang bagi saya sangat mendekati kompetensi
Soekarno dalam berorasi itu.
Setelah 43 tahun ditinggal pergi Putra Sang Fajar, nyaris
Indonesia tak punya orator sehebat Soekarno. 21 Juni 1970 hembusan nafas
terakhir sang orator terhebat yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Setelah
itu Indonesia tak punya lagi sosok yang menggebu-gebu dipodium dengan ide-ide
besar dan menggelorakan jiwa. Kompetensi sebagai orator adalah paduan antara
komunikasi, kepemimpinan, penguasaan massa, dan ide materi. Coba cek
jejak-jejak orasi Soekarno di youtube, pahami, resapi kalimat demi kalimatnya.
LUAR BIASA!! Niscaya seakan ada hawa energi yang masuk telinga dan mengalir ke
smua pembuluh darah, bergolak! Itulah salah satu cara awam ‘membaca’ kompetensi
orasi Soekarno tanpa perlu assessment psikologis.
Sekarang mari lihat sekeliling, adakah sosok yang punya
kemiripan kompetensi orasi ala Soekarno? Setelah puluhan tokoh nasional saya
teliti rekamannya di youtube, ada 1 yang punya kemiripan kompetensi itu, yaitu Anis
Matta. Saat Soekarno jadi Presiden RI usianya 44 tahun 2 bulan, Anis Matta
diangkat jadi Presiden PKS usia 44 tahun 2 bulan. Bandingkan gaya orasi
Soekarno dan Anis Matta, cermati, amati di youtube.
Sebelum Anda melihat dengan seksama perbandingan pidato-pidato
mereka, tolong jangan komentar dulu. Saya beri kesmpatan Anda nonton dulu beberapa
saat, link Soekarno: http://t.co/ziMKmGn6jk
link: Anis Matta http://t.co/KBDZaFI72A
Sudah nonton?? ……… Sudah amati?? Jalan-jalan lagi liat
pidato-pidato mereka lainnya. Jika sudah puas nonton merapat lagi yuk. Ada beberapa
kompetensi orasi yang sangat mirip antara keduanya. Gaya orasi bung Karno khas
berapi-api, meledak-ledak. Anis Matta memiliki hal yang sama. Khas irama suara
Bung Karno tember barhat (berat
empuk) menarik dan diapason yang luas. Khas irama suara Anis Matta lebih tember
ringan, bergelombang dan diapason yang juga luas. Beberapa frase diucapkan seperti
bisikan, tenang membeku, hadirin bisa menahan nafas menunggu kata apa yang
keluar setelahnya. Kadang intonasinya arus laut, lembut mengayun dari tengah,
lalu bergemuruh melabrak karang di tepian.
Antara perasaan dan ide yang meluncur seakan campur jadi satu
adonan kue yang sangat renyah dinikmati, tapi bertenaga. Mereka juga ahli
bahasa, menguasai banyak kosakata, membumbui pidatonya dengan metafora dan
perumpamaan. Mereka juga sering ambil kisah-kisah masa lalu, epic peradaban,
dan menyitir perkataan tokoh-tokoh besar dunia. Mereka juga mampu mgerakkan
massa besar sesuai kapasitasnya, Soekarno dengan rakyat RI dan Anis Matta dengan
‘rakyat’ PKS. Kemenangan Pilkada PKS di Jabar dan Sumut setelah dihantam “badai
KPK” adalah bukti kecil kemampuan Anis Matta gerakkan massa.
Lantas, dengan kemiripan satu kompetensi orasi tersebut
apakah layak Anis Matta disebut
‘Soekarno Muda?’ Untuk saat ini, masih terlalu
dini. Namun bakat itu telah muncul secara alami dalam diri Anis Matta sebagai Soekarno
Muda. Tinggal dibuktikan seiring perjalanan waktu, terutama kebersihannya dari
tudingan-tudingan miring selama ini. Juga pengorbanan nyatanya sebagai seorang
negawaran, bukan hanya sebagai politikus. Sejarah jadi saksi, apakah benih Sang
‘Soekarno Muda’ akan tumbuh dan berkembang atau layu dimakan zaman. Karena
Soekarno-pun tak pernah melingkarkan rolex
ditangannya. Semoga ‘Soekarno Muda’ itu jadi harapan bangsa, MERDEKA!!
Sumber : chirpstory
@pkscihuui
0 komentar :
Posting Komentar