Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saudara-saudaraku semuanya yang saya cintai, kalimat
pertama yang ingin saya sampaikan kepada saudara semuanya adalah, bahwa saya
mencintai saudara semua. Atas nama cintalah kita bertemu, dan insya Allah atas
nama cinta pula akan kita menangkan target perjuangan kita pada pemilu 2014.
Saya juga ingin menyampaikan salam dari ketua majelis Syuro Ust.
Hilmi Aminuddin kepada antum semuanya. Juga salam dari mantan presiden kita Ust.
Luthfi Hasan Ishaaq. Kita doakan semoga Allah SWT memudahkan urusannya… Aamiin.
Saudara-saudara sekalian, hari ini saya tidak akan lagi mengenang
kemenangan kita di Jawa Barat dan Sumatera Utara. Lalu mengatakan kepada
saudara semuanya bahwa badai telah berlalu. Tidak. Saya tidak ingin mengatakan
itu lagi, supaya pikiran saudara-saudara semuanya jangan terlalu lama berada di
masa lalu walaupun baru kejadiannya kemarin.
Malam ini, saya ingin menyampaikan satu misi besar yang harus
kalian emban semuanya. Satu misi besar yang harus kalian emban semuanya. Yaitu
menjadikan Sulawesi Utara sebagai etalase keterbukaan bagi Partai Keadilan
Sejahtera yang kita persembahkan untuk Republik Indonesia.
Kita hari ini tidak lagi berpikir ada berapa badai lagi yang akan
datang dihari-hari yang akan datang. Itu sudah tidak penting. Karena Rasulullah
saw mengatakan, “innamash shabru inda
shadratil ula.” Sesungguhnya
kesabaran itu terlihat pada benturan pertama. Kita telah melalui badai ini
dan insya Allah kita lebih siap melalui badai-badai yang akan datang.
Dan saya kira banyak orang selatan disini. Iya kan… Orang-orang
Selatan biasanya punya satu pepatah “pelaut
ulung tidak pernah lahir di laut yang tenang.” Cerita keulungan tentang
para pelaut itu, adalah cerita tentang bagaimana mereka melampaui badai. Itulah
sebabnya mereka dikenal sebagai pelaut ulung. Bukan karena mereka hanya berani
dilautan yang teduh. Dan pepatah Arab mengatakan, “pukulan yang tidak mematikanmu, pasti akan membuatmu lebih kuat.”
Jadi saudara-saudara sekalian kita tidak bercerita tentang itu.
Tetapi saya ingin bercerita tentang masa depan yang ingin kita ciptakan di Sulawesi
Utara. Saya ingin mengatakan kepada saudara semuanya bahwa kita tidak boleh
membiarkan orang lain menciptakan masa depan kita sendiri. Kita tidak boleh
membiarkan orang lain mendefinisikan masa depan kita sendiri. Kita tidak boleh
membiarkan orang lain untuk membentuk jalan yang akan kita lalui. Kita tidak
boleh membiarkan orang lain untuk mengatakan kepada kita ikuti jalan ini.
Tidak.
Masa depan kita, ikhwah sekalian, adalah hasil usaha kita yang
bertemu dengan kehendak Allah SWT. Saya ulangi kembali masa depan kita adalah
hasil usaha kita sendiri yang bertemu dengan kehendak Allah SWT. Pertemuan
antara kerja dan takdir itulah masa depan kita, insya Allah.
Dan saudara-saudara sekalian, apakah masa depan yang ingin kita
ciptakan di Sulawesi Utara ini? Apa masa depan yang ingin kita ciptakan di
Sulawesi Utara. Saya ingin kalian menyadari bahwa misi kita di tempat ini
adalah menjadikan daerah ini sebagai etalase keterbukaan. Kalau PKS menang
disini, kita tidak perlu lagi bicara tentang hubungan antara Islam dengan
agama-agama yang lain. Kalau PKS menang disini, kita tidak perlu lagi bicara
tentang Islam dan Nasionalisme. Kalau kita menang disini, kita tidak perlu lagi
bicara tentang pluralitas. Tidak perlu. Karena kita ingin menyampaikan ide-ide
tentang hubungan antar agama, hubungan antar ideologi, hubungan antar etnis,
hubungan antar budaya dengan cara yang baik. Caranya bagaimana? Beri mereka
contoh. Dan contoh yang terbaik adalah menang di daerah yang paling beragam.
Dan satu daerah yang paling beragam di Republik ini adalah Sulawesi Utara. Misi
ini jelas? Misi ini jelas? Misi ini jelas? Misi ini jelas? PKS… (itu jo….) PKS…
(itu jo….) PKS… (itu jo….) PKS… (itu jo….)
Ini poin yang pertama dan saya ingin mengurai point ini.
Saudara-saudara sekalian, saya pertama kali mengenal Indonesia ini
dengan cara yang agak berbeda. Seperti umumnya orang-orang Bugis, orang tua
saya juga adalah seorang perantau. Saya tidak punya ide tentang Indonesia ini
pada mulanya waktu saya kecil. Saya hanya tahu bahwa pada suatu waktu saya
dibawa oleh orang tua saya pergi ketempat yang jauh. Dan waktu itu rasanya jauh
sekali. Dari Makassar ke Ambon. Dan dari sana naik kapal laut lagi selama satu
hari satu malam ke Tual. Disanalah pertama kali saya sekolah SD. Ada satu TK,
Taman kanak-kanak. Didepan masjid di Tual itu di jalan rayanya namanya TK
Al-Hilal. Setelah saya selesai disitu saya masuk ke SD Mathias. Berarti sekolah
Katolik disana. Beberapa tahun kemudian saya kembali lagi ke Makassar. Pulang kampung.
Setelah itu balik lagi ke Ambon sekolah lagi disalah satu sekolah Protestan.
Karena pindah-pindah terus. Setelah itu saya kembali lagi ke kampong saya
sekolah di SD Inpres dan sore hari belajar di Madrasah di sebuah sekolah NU.
Waktu saya SMP dan SMA saya belajar disekolah Muhammadiyah. Waktu saya kuliah,
saya kuliah di sekolah di universitas milik Saudi Arabia, yang suka disebut
sebagai Wahabi. Setelah itu saya mendapatkan pendidikan di Lemhanas pada tahun
2001, yang sebagian besar pesertanya itu adalah tentara dan polisi. Ada sipil
sedikit juga.
Dari semua perjalanan itu, saya perlahan-lahan merajut sebuah ide
tentang Indonesia. Yang pertama saya rasakan bahwasanya Indonesia itu terlalu
luas. Terlalu luas. Begitu saya kuliah di Jawa, di Jakarta, setiap kali libur
saya jarang pulang. Saya pertama-tama keliling dulu ke semua daerah di pulau
Jawa. Naik bis satu-satu. Singgah-singgah. Ketemu dengan teman-teman. Satu
persatu. Supaya saya kenal. Setelah itu saya ke wilayah Sumatera. Dan umumnya
juga lewat jalan darat, termasuk ketika saya akhirnya meresmikan PKS di Aceh. Dari
Medan ke Aceh itu naik bis. Satu persatu wilayah itu saya kenal. Belakangan
saya menyadari bahwa jika kita naik pesawat dari Sabang sampai Merauke itu
perlu waktu 9 jam. Sama persis dengan waktu yang kita perlukan kalau kita naik
pesawat dari Jakarta ke Jeddah, Saudi Arabia. Luar biasa besarnya ini Negara.
Saya tidak sekedar mengenal besarnya ini Negara tapi juga
merasakan betapa besarnya ini Negara. Ketika saya ke Timur Tengah, saya terbang
dari Riyadh ke Damaskus, Cuma perlu waktu 2 jam. Persis seperti dari Jakarta ke
Makassar. Kalau kita terbang dari daerah Timur Tengah yang paling jauh, ke
Afrika Utara, ke Maroko, ke Tunisia, ke Libya atau Aljazair, kira-kira kita
perlu waktu 6 jam. Sama seperti waktu yang kita perlukan kalau kita terbang
dari Jakarta ke Papua.
Saya merasakan betapa besarnya Negara ini dan juga membandingkan
Negara ini dengan Negara-negara yang lain. Jika penduduk Negara Arab seluruhnya
kita kumpulkan, insya Allah baru sama dengan seluruh penduduk negeri ini.
Setelah itu saya mulai menyadari satu hal, bahwa kita ini adalah bangsa yang
ditakdirkan begitu berbeda-beda. Begitu berbeda-beda. Waktu saya kecil teman
saya orang Ambon, orang Cina, orang Arab. Nah kita berempat ini. Bugis, Cina,
Ambon, Arab. Dan rasanya kita hidup damai. Rasanya kita hidup damai. Tidak ada
masalah diantara kita.
Waktu saya ke Jakarta suku-suku ini terasa semakin luas. Saya
mulai berkenalan dengan orang Batak, mulai berkenalan dengan orang Jawa, walau
sebelumnya juga sudah saling mengenal. Tetapi saya mulai mengenal wilayah yang
sangat luas. Dan sekarang kita menyadari bahwa kita ternyata punya 300-an suku
dengan 300an bahasa. Jadi Allah SWT mentakdirkan negeri ini menjadi tempat
dimana perbedaan itu ekstrim. Kita dipisahkan oleh laut yang jauh. Dibuat
berbeda-beda dalam suku. Dan masing-masing mempunyai bahasa yang berbeda-beda.
Dan karena kita saling berjauhan secara wilayah, Allah juga mentakdirkan kita
saling merindukan. Dan karena kita punya begitu banyak bahasa, maka kita punya
satu kebutuhan untuk menyebut satu bahasa yang menjadi bahasa bagi semua. Dan
karena kita juga begitu ragam suku, maka kita perlu meyebut diri kita dengan
sebuah bangsa dan sebuah nama. Dan adalah merupakan karunia Allah SWT bahwa
jauh sebelum kita merdeka, sumpah pemuda telah diucapkan terlebih dahulu.
Perpisahan yang jauh itu membuat kita saling merindukan. Karena
itu kalau anda lihat, ini banyak orang Bugis sekali lagi disini, karena itu
kalau anda lihat kebanyakan lagu-lagu daerah di Indonesia itu adalah lagu-lagu
yang menceritakan kerinduan akibat perpisahan. Sedih, meratap, romantis, dan
seterusnya. Itulah yang membuat kita bersatu. Karena wilayah kita saling
berjauhan, maka kita ingin saling berdekatan. Karena bahasa kita terlalu
banyak, kita musti punya satu bahasa. Karena suku kita terlalu banyak, kita
musti sepakat nama bagi sebuah bangsa kita.
Makanya saudara-saudara sekalian, itulah Indonesia yang saya
pahami berdasarkan pertumbuhan umur saya dan berdasarkan pengenalan saya atas
wilayah-wilayah Indonesia. Setelah saya mengenal itu semuanya, saya mengenal
lagi satu sifat orang Indonesia. Dalam waktu bertahun-tahun saya memikirkan dan
merenungkan masalah ini. Juga mengundang beberapa pakar untuk menjawab
pertanyaan ini. Apakah nilai utama, apakah nilai utama, yang diyakini oleh
bangsa Indonesia sebagai nilainya yang tertinggi.
Dari hasil perenungan ini dengan diskusi dengan banyak pakar, kita
sampai pada suatu kata, yaitu harmoni. Orang Indonesia itu adalah bangsa yang
paling mencintai harmoni.
Coba kita lihat, saudara-saudara sekalian.
Makanan kita di Indonesia ini, pakaian kita yang paling terkenal
di Indonesia ini, apa namanya. Batik. Dan sekarang setiap daerah sudah punya
corak batiknya sendiri. Coba lihat batik dan perhatikan dengan baik. Betapa
rumitnya ini batik. Ini bangsa yang rumit, tapi disederhanakan oleh harmoni.
Berapa banyak warna dalam baju batik ini tetapi semuanya ada dalam harmoni.
Apa makanan orang Indonesia yang paling terkenal. Gado-gado. Apa
artinya gado-gado? Campur-campur. Coba perhatikan. Jadi kalau kita mau bilang,
“ah ini pasangan gado-gado”, itu menunjukkan keragaman yang menyatu. Dan
Indonesia ini, saudara sekalian, ada satu fenomena politik yang unik. Ada satu
fenomena politik yang unik. Sebelum kita merdeka dulu, terlalu banyak aliran
ideologi. terlalu banyak aliran ideologi. Karena itu, bung Karno waktu mau
merumuskan Pancasila itu memulainya dari sebuah pertanyaan: apakah mungkin ada
sebuah ikatan yang menjadi dasar Negara kita dikemudian hari yang bisa
menyatukan semua ideologi yang beragam itu. Itulah pertanyaan dasar yang
ditanyakan bung Karno kepada dirinya sendiri. Dan yang kemudian melahirkan
sebuah falsafah Negara yang disebut dengan Pancasila. Disitu ada Islam, disitu
ada kemanusiaan atau humanisme, disitu ada nasionalisme, disitu ada demokrasi
khas Indonesia, dan disitu ada sosialisme.
Dan sejak awal, bung Karno tidak pernah menganggap bahwa ini
adalah sebuah ideologi. Ini adalah semacam filosofi, yang menggabungkan semua
aliran ideologi yang ada di Indonesia yang bisa menjadi platform dari
kebangunan kita sebagai sebuah bangsa. Oleh karena itu bung Karno kemudian
mengatakan waktu penjelasan tentang pancasila ini dia mengatakan: “Seandainya pancasila ini, yang lima dassar
ini, ingin kita ringkas, ringkas, ringkas, dan kita peras, kita peras, kita
peras, menjadi satu kata, maka satu kata itu namanya Gotong Royong.” Satu
kata itu namanya Gotong Royong.
Atas dasar itulah kemudian, semua orang di republik ini mendapatkan
tempat yang terhormat. Termasuk diantaranya adalah kelompok-kelompok minoritas.
Jadi saudara-saudara sekalian, sekarang saya sudah telah membuka
suatu tabir didalam fikiran kita semuanya supaya jangan ada diantara kita yang
merasakan bahwa kita ini minoritas di suatu tempat dan kita mayoritas ditempat
lain. Jangan ada. Kenapa? Karena sikap dasar orang Indonesia itu, disebabkan
mereka mencintai harmoni, maka mereka mempunyai pikiran yang terbuka. Open mind. Itu sebabnya walaupun Hindu
Budha sudah datang ke Indonesia seribu tahun sebelum Islam datang, begitu Islam
datang ke Indonesia ini, orang-orang Indonesia menyambut kedatangan agama ini
dengan fikiran yang terbuka, dan dengan hati yang terbuka. Mereka menerimanya.
Dan itulah yang kemudian menjelaskan agama ini menjadi agama mayoritas. Setelah
itu datang lagi agama selain Hindu, Budha dan Islam, datang lagi, dan juga
punya pemeluk di negeri kita ini. Dan sepanjang orang memilih pilihan-pilihan
itu semuanya, saudara-saudara sekalian, tidak ada konflik diantara mereka itu
semuanya, karena mereka percaya bahwa menjadi orang Indonesia itu adalah
takdir, tapi agama adalah pilihan individu.
Kita semuanya mempunyai takdir yang sama sebagai orang Indonesia.
Dan kita terima takdir ini dengan baik. Tapi kita semuanya mempunyai
kemerdekaan individu untuk memilih agama apapun yang ingin kita peluk. Dan
Negara tidak pernah menanyakan kepada kita, mengapa anda memilih agama itu.
Itulah falsafah kami, falsafah yang membuat bangsa ini tegak. Dan karena itu
saya selalu menyatakan semua orang yang selalu menakut-nakuti kita bahwa
Indonesia ini memiliki terlalu banyak ancaman disintegrasi, saya yakin
bahwasanya itu tidak akan pernah terjadi di Indonesia.
Saudara-saudara sekalian, saya ingin seluruh pengurus dan kader
PKS mengerti dengan baik sejarah ini, mengerti dengan baik filosofi Negara ini,
supaya saudara-saudara semuanya menghilangkan satu perasaan dalam
fikiran, dalam hati saudara, dan satu mitos dikepala saudara bahwa saudara
adalah minoritas di Sulawesi Utara.
Dan sekarang saudara-saudara bisa mengerti mengapa kita perlu
menjadikan Sulawesi Utara sebagai etalase keterbukaan Partai Keadilan
Sejahtera. Misinya jelas? Misinya Jelas? Filosofinya jelas? Filosofinya jelas?
Mitosnya sudah dibongkar? Sudah keluar dari kepala? Sudah keluar dari kepala?
Saudara-saudara sekalian, mengapa kita perlu memulai membongkar
mitos. Karena kemenangan itu, jauh sebelum diumumkan nanti oleh KPU, jauh
sebelum dia menjadi realitas, kemenangan itu pada mulanya adalah diciptakan
disini, diciptakan dalam fikiran kita sendiri. Kalau kita tiap hari menciptakan
kata menang dalam didalam kepala kita, insya Allah tidak akan ada realitas yang
namanya kalah dalam kenyataan.
Dan hambatan pertama untuk menang itu adalah, jika kita menganggap
bahwa orang lain terlalu besar dibanding kita. Bahwa jalan untuk menang itu
sudah tertutup. Bahwa kita disini kelompok yang tidak berdaya, dan orang lain
terlalu digdaya. Itu semua adalah mitos yang harus kita bongkar dari kepala
kita semuanya.
Dan kita semua musti bongkar itu mitos. Dan tahu cara bongkarnya
kan? Bongkar… Bongkar… Bongkar… Jangan cuma minum kopi tapi tidak bongkar.
Kita hilangkan dulu, kita hilangkan dulu mitos-mitos itu dikepala
kita semuanya. Bahwa kita ini kecil, kita ini minoritas, kita ini tidak
berdaya, bahwa orang lain terlalu banyak uang, punya pede dan seterusnya.
Hilangkan dulu mitos itu semuanya. Kalau saya pingin menang, emang siapa yang
larang. Isi dulu kepala kita dengan itu. Sebelum kita tidur pikirkan baik-baik
bahwa kita mau menang. Waktu kita bangun tidur, yakini dengan baik bahwa kita
punya proposal kemenangan.
Saudara-saudara sekalian, kalau kita bisa membongkar mitos ini
semuanya dikepala kita ini, saudara sekalian, yang akan terjadi setelah itu
adalah, cara pandang kita kepada orang lain itu yang berbeda. Tidak ada lagi
makhluk yang terlalu besar, tidak ada lagi kekuatan yang terlalu besar , tidak
ada gunung didepan kita. Semua jalan itu rata. Tidak ada gunung, semua
jalan itu rata dan lurus. Sebab kita tahu, bahwa gunung, bukit-bukit, dan
rintangan ini semuanya, pada mulanya hanya ada dikepala. Begitu kita hilangkan
dikepala, kita berjalan insya Allah jalan ini akan lurus dan rata. Nanti kalau
kita berjalan dan kemudian ada kerikil, ada rintangan yang kita temui, itu
tidak akan pernah kita rasakan. Kenapa? Karena kita tidak memikirkannya.
Jadi cara terbaik untuk melupakan kebesaran, melawan kebesaran
orang lain adalah jangan pernah memikirkan bahwa orang lain itu besar. Saya
tahu persis daerah ini. Karena dulu jauh sebelum Partai Keadilan Sejahtera
berdiri, kita masih sebuah gerakan kecil, saya adalah sekertaris dari wilayah
untuk seluruh Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Barat dan Timur,
kemudian Sulawesi seluruhnya, dan Indonesia Timur seluruhnya. Jadi tempat ini
sudah terlalu sering saya kunjungi sejak dulu. Dan dulu ketika saya datang
kesini kader-kader kita hanya sedikit jumlahnya. Hari ini saya datang kesini,
dan gedung ini bahkan kelihatan hampir tidak muat.
Apa artinya itu, saudara-saudara sekalian. Apa artinya itu
semuanya. Itu hanya menegaskan satu kaidah dalam kehidupan kita bahwa semua
amal yang dimulai dengan keikhlasan insya Allah akan terus bertumbuh dan
tidak pernah berhenti bertumbuh. Dan semua amal yang dimulai dengan
keikhlasan tidak akan pernah bisa dibunuh, sekuat apapun orang berusaha untuk
membunuhnya.
Orang bilang setelah prahara itu PKS sudah mati. Siapa bilang.
Siapa bilang. Tidak ada itu. Amal ini dimulai dengan niat yang ikhlas dan insya
Allah dia akan menjadi pohon. Dan partai ini, saudara-saudara sekalian, bukan
jagung yang kita tanam yang kita petik dalam waktu 4 bulan. Bukan. Tapi ini
adalah pohon raksasa yang sedang kita bangun. Tumbuh terus dan membesar. Tumbuh
terus dan membesar dan tidak akan pernah berhenti bertumbuh. Tidak ada virus
atau bakteri atau racun yang bisa mematikannya. Tidak ada. Dia akan terus
bertumbuh, bertumbuh, bertumbuh, dan menjadi besar. Sampai seluruh orang
merasakan bahwa dia terlindungi dibawah daunnya yang rindang.
Kalau saudara-saudara datang dengan mindset seperti itu semuanya, dengan fikiran seperti itu semuanya,
apakah ada yang bisa menghalangi kemenangan saudara-saudara semuanya? Ada yang
bisa menghalangi? Ada yang bisa menghalangi?
Kalau tidak ada yang bisa menghalangi sekarang, saudara-saudara
sekalian, kalian semuanya hanya harus mempelajari satu seni yang baru dalam
dunia politik. Apa itu seni yang baru? Yaitu seni menaklukkan hati. Seni menaklukkan hati.
Saudara-saudara sekalian, jangan anda berpikir bahwa uang besarlah
yang membuat kita menang. Tidak. Uang tidak pernah bisa merebut hati. Jangan
saudara berpikir bahwa kalau kita punya media besar maka kita akan merebut
hati. Jangan. Media tidak dengan sendirinya merebut hati. Saya ingin mengatakan
kepada saudara semuanya bahwa hati itu ada ditangan Allah SWT. Dia-lah yang
membolak-balik hati manusia itu. Dia yang menanamkan cinta, Dia juga yang
menanamkan benci. Kalau kita tahu pintu-pintu hati ini, insya Allah, seluruh
pintu hati orang-orang di Sulawesi Utara akan terbuka bagi saudara-saudara
semuanya. Kita hanya perlu tahu. Dan itu ada seninya. Saya tidak mau
menjelaskan seninya terlalu dalam malam ini. Nanti kita saling bisik-bisik saja
dengan para pengurus, begini cara merebutnya. Tapi kalian semuanya mesti
menyadari satu kata kunci, bahwa ini seni yang harus kita pelajari sekarang,
yaitu pelajaran tentang bagaimana menaklukkan hati.
Saya terlalu sering berbicara tentang pertempuran-pertempuran.
Tetapi pertempuran yang kita hadapi ini berbeda. Pertempuran yang kita hadapi
ini berbeda. Ini bukan pertempuran fisik. Ini adalah pertempuran untuk merebut
hati dan cinta. Kalau ada cinta dihatimu, insya Allah kita bisa menciptakan
cinta dihati yang lain. Sebab, saudara-saudara sekalian, kita semua diciptakan
begitu. Ada langit ada bumi, ada kanan ada kiri. Mustahil ada cinta ditangan
kanan, dan tidak ada cinta ditangan kiri. Mustahil. Kalau ada cinta ditangan
kanan kita, tangan kiri orang lain insya Allah pasti akan juga punya cinta.
Jadi saya ingin mengatakan kepada saudara semuanya. Pengurus,
kader-kader PKS. Pertama-tama kita mesti merasakan cinta itu tumbuh didalam
diri kita semuanya. Setelah itu, jadikan cinta itu sebagai energy. Energi yang
mengalir ketangan. Energi yang mengalir kemata. Waktu kita bertemu dengan orang
dan bersalaman, tatap baik-baik matanya, supaya sinar cinta itu sampai ke matanya.
Genggam erat-erat tangannya. Supaya dia merasakan ada setrum listrik didalam
jabatan tangan anda semuanya. Kalau kita datang, insya Allah dengan cara-cara
seperti itu, sekali lagi, siapa yang bisa menutup pintu hatinya bagi
saudara-saudara semua. Ada yang bisa menutup pintu hatinya? Ada yang bisa
menutup pintu hatinya? Saya yakin tidak ada, insya Allah.
Dan dengan cara yang sama seperti yang saya sampaikan sekarang
ini, insya Allah kita juga akan memenangkan pemilu 2014 yang akan datang secara
nasional.
Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, saya ingin mengatakan
khusus kader-kader baru pengurus PKS, hari ini kita tidak lagi bicara tentang
strategi pemenangan pemilu. Tidak lagi. Tapi kita bicara tentang bagaimana
merebut hati rakyat Indonesia, agar mereka bisa memberikan kita kesempatan memimpin
mereka. Kita tidak lagi bicara tentang detil-detil dan teknik pemenangan
pemilu. Tidak. Tapi kita bicara tentang bagaimana mengetuk pintu hati, membuka
kunci pintunya dengan baik, membuka pintunya, dan masuk kedalam hati seluruh
rakyat Indonesia. Katakan kepada mereka Salam Cinta dari PKS. Katakan kepada
mereka Salam Cinta dari PKS. Dan begitu mereka tahu bahwa kita datang membawa
cinta, jangan berpikir sekedar mengambil suaranya, itu tidak terlalu penting
kemudian, kita ingin mengambil hatinya. Biarlah suaranya ikut dengan
sendirinya, insya Allah.
Sebab sekarang ini, orang-orang telah menjadikan politik ini
menjadi begitu mengerikan. Kalau anda menonton berita, seakan-akan anda masuk
ke bioskop, mematikan semua lampu, dan menonton sebuah film horor. Politik
telah menjadi permainan yang mengerikan. Yang Menakutkan. Berbahaya. Dangerous game. Dan jika kita datang
dengan cinta, insya Allah kita akan merubah permainan politik yang menakutkan,
yang berbahaya itu jadi permainan orang dewasa yang lucu.
Mengapa pula rakyat ini harus kita provokasi sejak hari ini untuk
memilih kita, setelah itu mereka mendapatkan tontonan yang mengerikan. Kenapa
politik mengerikan. Karena dia telah kering dari cinta. Oleh karena dia kering
dari cinta maka isinya adalah konspirasi, maka isinya adalah black campaign. Maka isinya adalah
politisasi hukum. Dan itu yang membuat orang jauh dari politik. Itu yang
membuat anak-anak muda sekarang bertanya, terus kenapa saya harus terlibat
dalam politik kalau politik itu begitu mengerikan? Lebih bagus kita dengar
music.
Dulu kenapa generasinya generasi flower generation itu lahir di Inggris dan kemudian mewabah
diseluruh dunia. Kenapa? Itu adalah generasi anti perang. Dan sekarang lahir
generasi baru di Indonesia yang anti politik. Kenapa mereka anti politik?
Karena politik terlalu menakutkan. Jika kita berikan sentuhan cinta kepada
politik ini, insya Allah, maka kita bisa mengubah permainan politik ini dari
permainan yang berbahaya menjadi permainan yang sangat menyenangkan.
Nah sekarang, saya kira saudara semuanya mulai mengerti, mengapa
permainan itu harus kita mulai dari Sulawesi Utara. Kita musti mulai permainan
itu dari Sulawesi Utara. Disini kita harus merubah permainan itu menjadi
permainan yang menyenangkan. Dimana ada harmoni. Katakan kepada mereka, bajuku
batik, makananku gado-gado, I love
harmony. Dan orang akan menyenangi politik. Ajak mereka bermain. Ajak
mereka bicara tentang sesuatu yang indah bagi Indonesia di masa yang akan
datang. Jangan cerita kepada mereka tentang konspirasi para elit. Itu terlalu
mengerikan. Itu dangerous game. Itu
film horor. Dan karena itu seluruh kader-kader PKS harus keluar dari konflik
elit yang tidak perlu disitu. Kita keluar. Kita datang temui masyarakat ,
berbicara dengan mereka, datang ke pasar-pasar tradisional, masuk ke
warung-warung, datang ke mall-mall, datang ke masjid, datang ke gereja, masuki
rumah-rumah orang, bicara dengan baik dengan mereka, itulah politik yang
sesungguhnya.
“Politik itu adalah sentuhan hati. Soal pikiran, belakangan kita bicara. Hati dulu yang kita pertemukan. Kalau hati kita bertemu semua perbedaan di kepala kita lebih gampang untuk kita kelola.”
Itu sebabnya kalau orang pacaran, biasanya laki-laki maupun
perempuan sama-sama tidak kritis kepada pasangannya. Bahkan kalau dia sedikit
jelek, dimaafkan seketika, bahkan sebelum permintaan maaf datang. Kenapa?
Karena kita saling melakukan kontra marketing bersama. Karena kita ingin
mempertemukan hati. Begitu hati kita saling bertemu, pikiran kita tidak tertuju
kepada hal-hal yang jelek. Tetapi kita mencari titik poin tempat dimana kita
berdua mempunyai kesamaan.
Titik kesamaan inilah yang harus kita temukan. Kita temukan satu
persatu. Dan insya Allah saudara semua akan menemukan satu fakta bahwa
titik-titik kesamaan kita ternyata jauh lebih banyak daripada titik-titik
perbedaan.
Saudara-saudara sekalian, saya kira mempertemukan hati kita,
mencari titik-titik temu seperti ini, akan merasuk merasuk merasuk merasuk
lebih dalam kedalam hati seluruh rakyat Indonesia. Dan secara khusus saya ingin
mengatakan kepada saudara semuanya, permainan itu kita mulai dari Sulawesi
Utara. Hafal baik-baik kalimat ini... "Permainan itu kita mulai dari
Sulawesi Utara... ...permainan itu kita mulai dari Sulawesi Utara. ...permainan
itu kita mulai dari Sulawesi Utara."
PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…)
PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…)
Allahu Akbar…. Allahu Akbar… Allahu Akbar…
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sumber : PKS Piyungan | Transkrip Orasi Anis Matta di Peninsula Hotel, Manado, Sulawesi Utara, Senin, 25
Maret 2013 | By:
Sultan Hasanudin
0 komentar :
Posting Komentar