NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

4 Hal Menuju Keluarga Bahagia (1)

24/03/13

Oleh Ustadzah Nurjanah Hulwani


Sebelum saya jelaskan empat hal menuju keluarga bahagia, meniatkan untuk beribadah merupakan landasan utama mengawali langkah kita saat memutuskan untuk menikah. Karena landasan utamanya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, maka faktor agama menjadi syarat utama dalam memilih pasangan,baru dilanjutkan syarat-syarat pelengkap yaitu fisik, usia, pendidikan, dan lain-lain.

Empat hal menuju keluarga bahagia : 



1. Saling mengenal satu sama lain (ta’aruf)

Mengenal pasangan diawali pada saat pra pernikahan dan dilanjutkan pasca pernikahan. Perkenalan pra pernikahan biasanya baru bersifat administratif dan ditambah keterangan kelebihan dan kekurangan masing-masing diri dan keluarga, terutama kekurangan yang spesifik misalnya cacat di fisik yang tidak terlihat kasat mata, memiliki penyakit yang berat dan menginfokan kalau dirinya punya tanggung jawab keluarga karena orang tuanya bercerai, dan lain-lain.

Setelah dilakukan penjelasan mengenai kekurangan yang spesifik, yang terkait bisa menerima dan juga bisa tidak menerima. Jika ia menerima kekurangan tesebut pertanda memang itu jodohnya. Namun jika terjadi penolakan pertanda memang itu bukan jodohnya . Inilah yang dimaksud jika kita ingin memilih pasangan hidup tidak asal kenal saja dan seperti pepatah yang kita sering dengar, “jangan seperti membeli kucing dalam karung”. Untuk perkenalan yang sifatnya administratif, tidak harus berduaan tanpa muhrim dan tidak harus bersentuhan. Perkenalan administratif bisa melalui mediator yang terpercaya, bisa via email atau bisa juga via buku diary.

Perkenalan administratif pra pernikahan menjadi penting untuk dilakukan agar pasca pernikahan waktu kita tidak terkuras untuk berdebat menanyakan sesuatu yang sebetulnya bisa kita tuntaskan pada saat perkenalan pra pernikahan. Jika berjodoh,perkenalan administratif dilanjutkan dengan perkenalan pasca pernikahan. Setiap pasangan menghabiskan waktu perkenalan pasca pernikahan berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada yang membutuhkan waktu yang lebih lama.

Perkenalan pasca pernikahan tentu lebih sulit dari pra pernikahan. Satu atap dengan membawa perbedaan usia, suku, pendidikan, kebiasaan dan perbedaan kondisi sosial ekonomi tentunya memrlukan waktu adaptasi yang tidak cepat. Di sinilah saat-saat waktunya memepelajari tentang keseharian dan tabiat masing-masing. Jika menemukan hal-hal yang tidak disukai dalam berinteraksi sehari-hari bisa jadi ini merupakan paket sabar, namun jika ada yang disukai maka merupakan paket syukur bagi keduanya. Dan kita tidak boleh lupa bahwa kita adalah manusia bukan malaikat, yang tidak akan lepas dari kekurangan dan kelebihan. Kita juga harus menyadari, saat kita melihat kekurangan pasangan kita, pasangan kitapun melihat kekurangan kita.

Jadi agar kita bisa saling memahami dan menerima kekurangan masing-masing, maka setiap pasangan harus selalu bisa menghadirkan kesabaran untuk sampai pada saling mengenal dan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan juga tidak mudah terpengaruh untuk mencederai ijab kabul yang bukan hanya menggoncangkan ’Arasy Allah tetapi juga disaksikan oleh ribuan malaikat dan undangan yang memberikan ucapan selamat. Kita tidak boleh mencederai ijab kabul tesebut dengan menggibahinya (menyakiti harga diri pasangan), menyakiti dengan sumpah serapah apalagi menyakiti fisiknya.

Disinilah waktunya untuk menguji apakah kita mencintai pasangan kita tulus karena Allah SWT dan mencintainya dengan ikhlas menerima kelebihan sekaligus kekuranganya. Ketulusan dan kesabaran inilah yang menjadikan kita lebih cepat mengenal pasangan pasca pernikahan. Kitapun berharap dengan kesabaran melalui masa-masa berat dan sulit ini membuahkan mawadah wa rahmah dalam keluarga kita.

Akhirnya dengan saling mengenal satu sama lain yang maksimal, mempermudah kita untuk menjalankan tugas kita masing-masing dan bisa meminimalisir perdebatan yang merusak hubungan satu sama lain, Insya Allah.


2. Keterbukaan (kejujuran)

Keterbukaan dimulai saat ta'ruf sampai sudah menjadi suami istri misalnya keterbukaan dalam hal keuangan& pendidikan anak dll .Modal keterbukaan seperti inilah yang akan meminimalisir prasangka buruk,kekhawatiran yang berlebihan & tentunya akan menghadirkan ketentaraman lahir batin bagi keduanya. Seperti yang dilakukan Imam Syafi'i sebelum tidur, beliau selalu memberi wasiat pada istrinya terkait urusan dunia seperti hutang, dan lain-lain yang belum beliau tunaikan, begitu juga sebaliknya. Beliau tidak ingin meninggalkan kegelisahan dan kesulitan bagi yang hidup (keluarga dan kerabatnya) jika pagi harinya Allah SWT menjemputnya.

Terbebasnya kita dari hutang saat menghadap-Nya bisa dari diri kita pribadi yang selalu waspada, maka sebelum meninggal kita digerakkan oleh Allah untuk menyelesaikan hutang piutang kita, seperti yang dialami oleh teladan kita syaikh Abdullah Rantisi. Sehari sebelum menjemput syahidnya, beliau mengambil gaji bulanannya sebagai dosen dan langsung ia bayar hutang-hutangnya. Saat ditanya kenapa cepat-cepat melunasi hutangnya, beliau menjawab, "saya ingin saat Allah SWT mengambil nyawa saya, saya dalam keadaan tenang karena sdh melunasi kewajiban saya membayar hutang."

Selain itu, terbebasnya kita dari hutang karena ada keluarga (kerabat) kita yang menjamin hutang-hutang kita, yg akan melunasinya saat kita sudah meninggal. Itulah salah satu contoh betapa pentingnya keterbukaan bagi suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. (bersambung..)
Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .