NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

4 Hal Menuju Keluarga Bahagia (2)

25/03/13

Oleh Ustadzah Nurjanah Hulwani

Ketiga, saling memahami job desk (tugas) masing-masing 

Pada umumnya setiap pasangan mempunyai tugas masing-masing yang sudah diamanahi Allah SWT. Suami mempunyai tugas mencari nafkah (bekerja), sedangkan istri menjalankan tugasnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Walaupun demikian, bukan berarti keduanya tidak bisa saling membantu terhadap tugasnya masing-masing. Jika penghasilan suami tidak mencukupi kebutuhan pokok atau mendadak di PHK, maka bekerja menjadi pilihan bagi istri. Begitu juga saat istri sakit atau pada saat istri ada aktivitas pengajian, maka menjalankan tugas-tugas istri menjadi pilihan bagi suami setelah menjalankan tugas utamanya (mencari nafkah).

Selain tugas-tugas pokok tersebut, setiap pasangan harus memahami tugas lainnya, seperti saling mengeluarkan kata-kata yang baik, jika tidak mampu berkata baik maka diam menjadi pilihan. Ujian berkata baik adalah pada saat pasangan kita tidak berkata baik (kasar) kalau kita bisa berkata baik kenapa harus berkata kasar sampai lagi sumpah serapah. Selain itu tugas lainnya adalah setiap pasangan juga harus saling menutupi kekurangan (aib) masing-masing.

Ujian amanah adalah menutupi aib orang yang telah membuka aib kita atau yang telah menyakiti perasaan dan fisik kita. Maksudnya adalah jika kita diuji dengan pasangan yang bermasalah yang melakukan kemaksiatan sampai menimbulkan aib, maka aib pasangan kita hanya cukup kita dan Allah SWT saja yang tahu. Atau jika tidak mampu menghadapinya, maka konsultasi kepada orang yang tepat (sejenis, lebih sholeh dan amanah) bisa dilakukan.

Dan jangan sampai aib pasangan kita diketahui oleh anak, karena ujian mencintai pasangan dengan tulus adalah saat ia mampu menyadarkan pasangannya ke jalan yg lurus dan hikmah. Dan jika kita menjadi pasangan yang mampu kitmanusir (menyimpan rahasia aib pasangan) kepada anak-anak kita, maka saat pasangan kita sudah kembali ke jalan yang benar ia tidak harus meminta rehabilitasi nama baiknya dihadapan anak dan keluarga besarnya (karena aibnya tidak tersebar). Dan kesabarannya menyimpan aib pasangannya, Allah SWT akan menjaga aibnya di dunia dan di akhirat serta keharmonisan dalam keluarga Allah kembalikan bebarengan kembalinya pasangannya ke jalan yang benar.

Akhirnya, jika setiap pasangan memahami dan menjalankan tugasnya masing-masing maka pekerjaan menjadi suami atau istri terasa ringan (beban berat jangan dipikul sendiri-sendiri). Sebelum kita memikirkan (menuntut) job desk pasangan kita, maka kita lebih dahulu mentelateni sudah berapa persen job desk kita sebagai istri/suami/orangtua yang sudah kita realisasikan. Jika kita sudah memulai dari diri kita sendiri, insya Allah kita berharap Allah SWT memudahkan pasangan dan anak-anak kita untuk mengikutinya.


Keempat, saling memiliki tanggung jawab

Saling memiliki tanggung jawab maksudnya adalah setiap pasangan memahami bahwa perjalanan rumah tangga menuju kebahagiaan (mawadah warohmah) perlu kesabaran karena bisa jadi di awal, dipertengahan atau di akhir perjalanannya menemukan ujian-ujian (rintangan/kesulitan). Yang ujian-ujian tersebut bisa jadi akan menghambat perjalanan atau bisa juga akan menghentikan sama sekali perjalanan (perceraian dini) atau sebaliknya jika keduanya sama-sama memiliki tanggung jawab mereka sepakat untuk melanjutkan walaupun rintangan selalu menghadang perjalanannya. Perjalanan ketulusan dan kegigihan seperti inilah yang akan menghantarkan bagi penempuhnya untuk sampai kepuncak perjalanan (yaitu Allah turunkan pada keduanya mawadah warahmah).

Bentuk rintangan/halangan dalam perjalanan yang saya maksud adalah bisa jadi bentuk ujiannya adalah masalah ekonomi keluarga ,masalah anak (sakit dan perilaku yang belum baik), masalah keluarga besar dan masalah-masalah lain yang tentunya setiap pasangan mendapat paket ujian (rintangan) dari Allah yang berbeda-beda. Walaupun rintangan (ujiannya) berbeda tapi tujuannya sama agar kita bisa menjalaninya dengan sabar dan bergerak terus tanpa henti sampai Allah turunkan pertolongan (kemudahan) bagi kita melewati rintangan tersebut.

Kita bisa menteladani kisahnya Nabi Musa alaihissalam saat beliau dihadapi pada persoalan yang amat sulit dan beliau sudah diambang maksimal usahanya maka saat-saat sulit seperti itu beliau lengkapi usahanya dengan melipatgandakan do'a dan harapanya kepada Allah SWT saat dihadapannya ada lautan dan dibelakangnya firaun dengan rombongannya yang siap akan menyerangnya. Maka pada saat itu juga Allah SWT mengijabah do'a dan harapan Nabi Musa alaihissalam Allah SWT turunlah pertolongan-Nya yaitu lautan dapat terbelah. Nabi Musa alaihissalam terselamatkan dan firaun ditenggelamkan.

Dari kisah Nabi Musa alaihissalam memberikan pelajaran pada kita jika Allah merasa kita sudah layak untuk mendapatkan pertolongan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk membantu kesulitan kita dengan caranya sendiri yang bisa jadi menurut kita mustahil (laut bisa terbelah dilihat kasat mata oleh Nabi Musa alaihissalam).

Untuk itulah kita harus memiliki nafas yang panjang dalam menempuh perjalanan menuju mawadah warahmah, selama kita bersama Allah SWT dan selalu melibatkan-Nya dalam menempuh perjalanan rumah tangga maka bersama itu pulalah pertolongan selalu bersama kita. ■ 


Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .