Oleh @kingkin_wardaya
Ada hal yang
menarik pada jaulah supervisi di Bangka Belitung kali ini. Diantara para
ketua kaderisasi DPD yang hadir, nampak seseorang dengan wajah oriental dan
bermata sipit, “Loh kok ada orang Chinese??” tanyaku di dalam hati.
Di saat bersalaman
dengannya, kusebut namaku “ana Kingkin”, “ana Fajar tadz...”, jawabnya.
Rasa penasaran
masih menggelayut di qalbu-ku. Pada saat jam istirahat, kami (aku dan Ust. Asfuri)
diajak panitia makan siang di salah satu rumah makan. Dalam perjalanan menuju
lokasi, sempat ku tanyakan perihal ikhwah tersebut kepada salah seorang
pengurus DPW yang mendampingi kami makan siang.
“Akh, sepertinya
tadi ada orang Chinese yah?” tanyaku penasaran.
“Oh, itu Muhammad
Fajar, ketua kaderisasi DPD Bangka Induk. Beliau memang asli orang Cina tadz,
nama aslinya Chin Fan Tu, beliau sudah KI” jawabnya.
“Oh, gitu..
Subhanallah..” sautku dengan nada ta'jub.
“Di sini beberapa
pengurus kita memang asli orang Cina, tapi muslim” lanjutnya.
“Cina turunan
bukan?” tanyaku.
“Asli tadz.. Bukan
blasteran atau keturunan cina, asli bener-bener cina” tegasnya.
“Selain beliau, ada
juga Lin Shin Fin, beliau ini ketua DPC Bukit Intan, di Bangka Induk juga.
Beliau pengusaha ikan, beliau juga salah satu yang kita jadikan caleg DPRD tk. 2,
meskipun belum ikut liqo” tambahnya.
“Kenapa belum mau
ikut liqo?” tanyaku kembali.
“Ya disini tuh tadz
nggak gampang ngajak orang ngaji. Alasan beliau sih selama ini belum ada waktu
luang karena urusan bisnis beliau. Meskipun beliau ini sangat loyal kepada
kita. Beliau kan juragan ikan, kalo ana ke pasar ikan pas pagi-pagi, dia itu
tanpa sungkan dari jauh sudah teriak, “ustadz.. Ustadz.. Cari ikan apa?”. Nanti
tuh tanpa kita minta, ikan apa aja dimasukin ke plastik trus dikasih deh ke
kita...” tuturnya diiringi tawa.
“Trus kalo urusan
kontribusi maaliyah juga luar biasa, beliau nggak pernah perhitungan... Bahkan
beliau sebenarnya nggak mau dicalonin jadi caleg, beliau berkeinginan fokus
dengan usahanya saja, tetapi beliau selalu siap kalo diminta bantuan dana
ataupun mengerahkan potensi suara masyarakat untuk PKS, terutama dari kalangan Chinese.
Tapi justru kita yang agak maksa supaya dia mau maju jadi caleg, kita bilang
yang penting ente jadi dulu deh urusan setelah itu minta di-PAW, gampang lah...”
sambungnya sambil diiringi tawa.
Masih menurutnya, “Kalo
di Bangka Barat ada tuh namanya Bong Ming Ming. Beliau pengurus DPD Bangka
Barat, sudah ikut liqo juga, beliau punya andil besar dalam pemenangan Ust. Zuhri
sebagai bupati Bangka Barat, baik dalam hal pendanaan maupun sebagai vote getter. Profesi beliau ini sebagai
pengusaha, utamanya sebagai pemborong property, tapi beliau saat ini lagi di Papua
urusan bisnis, jadi nggak bisa ikut acara kita tadz..”.
Kurang lebih
demikian yang dituturkan oleh akh Ismail, salah seorang pengurus DPW Bangka
Belitung.
Subhanallah
walhamdulillah, ternyata ni'matud da'wah
wani'matul jama'ah di negeri ini juga dirasakan oleh orang-orang dari
negeri barongsai.
Ikhwah fillah,
cerita ini hanyalah segelintir kisah dari banyak kisah yang mungkin belum
terungkap. Semoga sedikit kisah tentang mereka ini dapat menginspirasi
kita semua dalam berkontribusi untuk da'wah dan bekerja keras memenangkan
da'wah tanpa kenal henti, di setiap waktu, di setiap saat, dengan seluruh
potensi yang kita miliki.
Imam Syahid Hasan
Al-Banna berkata:
“Tidak ada istirahat bagi seorang da'i kecuali di surga”
“Dan katakanlah (wahai Nabi): Bekerjalah kalian maka niscaya Allah akan melihat amal-amal kalian, begitu juga rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman...” (QS. 9 : 105)
Semoga bermanfaat..
^_^
0 komentar :
Posting Komentar