Amrullah Aviv | Kompasiana
Masa Depan Kompasiana dan PKS
Tulisan ini cuma sekedar selingan untuk melihat lebih jelas
dan bijak antara Kompasiana dan para Kompasioner. Saya pernah membaca disalah
satu tulisan di kompasiana, lalu saya terhenti di salah satu komentar yang
mengatakan bahwa PKS menunggangi kompasiana. “Aku salut pada kader PKS, yang menunggangi rubrik Kompasiana ini. Dengan
gaya-gaya plesetan judul tulisannya.” Dalam hati saya berkata, kan kompasiana terbuka untuk siapa saja,
sebagai media sosial siapa pun bisa memanfaatkannya (bahasa jeleknya
“menunggangi”).
Kompasiana kan blog jurnalis Kompas yang bertransformasi
menjadi sebuah media warga (citizen
media). Sehingga setiap orang dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan
pendapat/opini dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan,
gambar, dan lain-lain. Sehingga bebas dong, kaya media sosial yang lain seperti
Facebook, Twitter, Blog, dan lain-lain.
Tinggal masalahnya adalah, tentang kesadaran kita tentang
betapa pentingnya sebuah media sosial dalam berbagi cerita dan membangun opini,
sehingga partai apa saja, perusahaan manapun, ataupun siapapun bisa memanfaatkan
kompasiana dan media sosial lainnya.
Bahkan Antara mengatakan bahwa, “Media online atau biasa juga disebut portal berita kini semakin
menjadi ancaman serius bagi koran atau majalah karena semakin teknologi informasi
yang makin berkembang. Pada sisi lain, biaya produksi dan distribusi media
massa konvensional semakin mahal dan langka selain tinjauan dari sisi
kelestarian lingkungan hidup.”
Menurut Sekretaris
Jenderal Aliansi Jurnalis Independen Suwarjono, ”Saat ini dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 23 persen di
antaranya telah menjadi pembaca setia beragam media online.”
Perkembangan pesat teknologi internet mendorong semakin
banyak pengakses media online. Apalagi,
kini mengakses portal tidak hanya menggunakan komputer atau laptop tetapi
melalui telpon genggam atau alat komunikasi bergerak lain. Telah terjadi
pergeseran perilaku pemakai alat komunikasi digital, dari berbasis desktop
kepada gadget bergerak.
Dari gambaran diatas maka dapat dikatakan bahwa media sosial
termasuk kompasiana memiliki masa depan yang cerah dalam memberikan berita,
cerita dan opini di masyarakat, dan tak dapat dipungkiri bahwa PKS merupakan
partai yang paling banyak memanfaatkan fasilitas ini, (walaupun tidak di koordinir
secara massif, namun kader-kader PKS sangat memahami tentang urgensi sebuah
media).
Kalau kita lakukan searching
/ pencarian di Kompasiana atas partai politik, maka akan kita lihat hasilnya
(hari ini : Rabu, 27 Maret 2013) dengan
urutan terbanyak sebagai berikut: PKS (226.000), Demokrat (139.000), Golkar (
35.200), PAN (19.600), PDIP (18.500), Nasdem (11.500), Gerindra (11. 400), PKB
(6.640), PPP (6.250), Hanura (5.770),
PBB (1.960), dan PKPI (286).
Tentunya hasil pencarian ini tidak menandakan bahwa semuanya
bermuatan positif, tentunya juga ada dengan substansi pembahasannya yang
negatif. Namun paling tidak ini menandakan tentang sebuah kesadaran akan sebuah
potensi besar dalam dunia perpolitikan masa depan: Media dan Partai Politik. []
Sumber : Kompasiana
0 komentar :
Posting Komentar