Oleh : Ustadzah Nurjanah Hulwani
Bersedekah yang paling murah adalah dengan memberi senyum
kepada saudaranya saat bertemu. Senyum sedekah tentunya berbeda dengan senyum
yang bukan sedekah. Senyum sedekah muncul dari innerbeuty Illahiyah (kebersihan hati), senyum sedekah diberikan
untuk semua (rahmatal lil ‘alamin). Tidak
di batasi oleh perbedaan pendidikan, jabatan, kecantikan, kekayaan dan status
sosial. Senyum sedekah akan menghadirkan ta’liful
qulub dan senyum sedekah mempererat persaudaraan (ukhuwah).
Sedangkan senyum yang bukan sedekah muncul bukan dari
ketulusan tapi punya niat yang lain, tersenyum agar dagangannya laris, tersenyum
untuk memberikan pelayanan yang baik bagi customer agar tidak kecewa (karena
sudah membayar mahal), tersenyum agar dapat pujian dari lawan jenis, tersenyum
agar dibilang ramah. Dan senyum yang bukan sedekah hanya bisa tersenyum untuk
orang-orang tertentu saja.
Misalnya, dia bisa tersenyum kepada atasannya tidak kepada
bawahannya (karena tidak memberi pengaruh apa-apa), ia hanya mampu tersenyum
hanya kepada yang sama-sama kaya, sama-sama punya jabatan, sama-sama terkenal
sedangkan kepada yang miskin, yang tidak punya jabatan dan yang tidak
berpendidikan senyum itu menjadi mahal dan sulit untuk dilakukan kalaupun
dilakukan bisa jadi setengah hati. Dan yang saya maksud senyum yang bukan sedekah
bisa jadi ia bisa tersenyum manis saat berdagang, saat melayani customer dan saat meeting dengan atasan, tetapi kepada anak, suam/istri, pembantu dan
sopir yang mestinya yang pertama mendapatkan senyum sedekah menjadi terabaikan.
Sebaliknya senyum sedekah karena diawali dengan ketulusan
dimanapun dan kapanpun senyum sedekah mudah terwujud baik saat bekerja melayani
customer, saat meeting dengan atasan atau saat bertemu anak, suami/istri, pembantu
dan sopir tak ada perbedaan. Tentu yang saya maksud senyum sedekah disini
adalah keberadaan kita dimanapun membuat orang ada di dekat kita merasa
tentram, tenang dan tidak ada jarak walaupun ada perbedaan pendidikan, usia, popularitas
dan status sosial.
Semoga kita bisa merealisaiskan makna ayat “ukuran kemulian pada ketakwaan (bukan
keduniaan)” dan juga makna ayat “kita
hadir untuk memberi rahmat bukan laknat.” ■
0 komentar :
Posting Komentar