Oleh Ust. Didin Hafiduddin
Quran Surat (Q.S.) Furqan ayat 51 dimulai dengan kata “Walau nasyaa” yang artinya “Dan jika Kami kehendaki.” Setiap ayat yang dimulai dengan kalimat “Dan
jika Kami kehendaki” atau “Dan jika
Tuhanmu menghendaki” maknanya adalah Allah SWT bersifat Maha Kuasa untuk
melakukan apapun yang dikehendaki-Nya. Apapun. Tetapi tidak dilakukan-Nya
karena berbagai hikmah dan pelajaran yang harus kita fahami. Misalnya, Allah
Maha Kuasa saja tuk mengutus Rasul-Nya pada setiap daerah, negara, atau pada
setiap waktu tertentu. Namun, Allah tidak melakukannya. Cukuplah Rasulullah SAW
sebagai nabi dan rasul terakhir yang risalahnya berlaku sepanjang masa dan
tempat. Ini mcerminkan ajaran Rasulullah SAW tidak terbatas ruang dan waktu. Ia
universal dan cocok bagi setiap umat manusia kapan dan dmanapun.
Hal ini sajalah pula dengan firman-Nya dalam Q.S. Sabaa ayat
28 dan Q.S. Ar-Ruum ayat 30. “Dan Kami tidak
mengutus engkau (Muhammad) mlainkan kepada smua umat manusia sebagai pbawa kbr
gembira dan sebagai pberi peringatan...” (Q.S. 34: 28) “Maka
hadapknlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam sesuai dengan fitrah Allah
disebabkan Dia telah mnciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Q.S. 30: 30)
Sebagai bandingan, mari kita buka Q.S. Yunus ayat 99. “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah
beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu hendak memaksa
manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?” (Q.S. 10: 99) Ayat
ini bermakna jika Allah menghendaki pasti semua orang akan beriman semuanya.
Tetapi tidak dilakukan-Nya. Mengapa? Agar setiap orang berusaha beramal untuk
mendapatkan hidayah-Nya.
Jadi ada perjuangan. Ada dakwah. Ada pendidikan, dan
lain-lain. Bayangkan kalau semuanya beriman pasti tidak akan ada dakwah dan
pendidikan. Tidak ada perjuangan hidup. Hidup di dunia ini adalah perjuangan
sekaligus ujian keimanan. Ada yang taat ada yang makshiyyat. Ada yang tawadlu
rendah hati, tapi ada pula yang sombong dan takabbur.
Bermacam-macam. Namun, orang yang akan selamat dan sukses duniawi dan ukhrawi
adalah orang yang lulus dalan ujiannya untuk terus beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT.
Pada Q.S. Furqan ayat 53 dijelaskan bahwa salah 1 perintah
Allah SWT untuk terus direnungkan sekaligus digali oleh orang-orang yang
beriman adalah ayat-ayat kauniyyah
yang terhampar pada alam ciptaan Nya. Diantaranya adalah pertemuan dua laut
atau dua sungai yang mempunyai dua rasa yang berbeda. Yang satu tawar dan
menyegarkan yang satu asin lagi pahit. Meskipun keduanya bermuara pada satu
laut tetap tetap tidak bercampur rasanya tetap masing-masing. Seolah olah ada barzakh atau dinding penghalang antara
keduanya yang tidak dapat ditembus.
Surat Al Furqan ayat 53 ini sejalan dengan firman Allah pada
surat Ar Rahman ayat 19 dan 20. “Dia
membiarkan 2 laut mengalir yang kemudian keduanya bertemu.” (Q.S. 55: 19) “Di
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (Q.S. 55:
20). Ayat tersebut menyebabkan seorang oceanolog ahli kelautan dari Perancis
temannya Maurice Bucaile masuk Islam dan ucapkan 2 kalimah syahadat. Karena
sesuai fakta yang sedang ditelitinya.
Maha benar Allah dengan segala firman Nya. Demikian tafsir Q.S.
Furqan: 51-53 ini. Semoga bermanfaat. Wallahua'alam
bi ash shawwab. ■
Disarikan dari kultwit @hafidhuddin
Disarikan dari kultwit @hafidhuddin
0 komentar :
Posting Komentar