Selama ini saya kagum dan bangga dengan kualitas berita-berita
yang di muat dalam harian KOMPAS sebagai salah salah satu media cetak terbesar
di negara ini. Berita-beritanya sering saya gunakan sebagai rujukan
karena analisis nya berkualitas. Namun, pada berita yang satu ini, agaknya
penulisnya kurang teliti dalam menuliskan berita-beritanya.
Pada halaman 2 harian Kompas edisi cetak 2 April 2013, ada sebuah
tabel bertitel “RANGKAP JABATAN TOKOH PARPOL”. Dicantumkanlah nama presiden dan
sejumlah menteri beserta jabatannya di partai politik.
Semua terlihat wajar, namun ada yang aneh, pada kolom PKS,
tercantum tiga nama serta jabatannya:
1. Suswono, Jabatan Partai: Kader Partai.
2. Tifatul Sembiring, Jabatan Partai: Mantan Presiden Partai
3. Salim Segaf al Jufrie: Anggota Majelis Syuro.
1. Suswono, Jabatan Partai: Kader Partai.
2. Tifatul Sembiring, Jabatan Partai: Mantan Presiden Partai
3. Salim Segaf al Jufrie: Anggota Majelis Syuro.
Coba perhatikan, sejak kapan kader partai dan
mantan presiden partai itu jabatan partai? Logika apa yang dipakai penulis
berita itu sehingga seorang kader partai dan mantan presiden yang menjabat
sebagai menteri dikatakan rangkap jabatan. Selama ini yang saya tahu, para
petinggi PKS saja yang berani melepaskan jabatan partai ketikan menjadi pejabat
utama di pemerintahan.
Ambil contoh, Tifatul Sembiring yang rela melepas jabatan presiden PKS dan
Anggota DPR ketika menjadi Menkominfo. Kita lihat partai lain, seperti yang
saya kutip dari berita kompasianer Muhammad
Nur se, Hatta Rajasa menjadi Menko Perekonomian merangkap ketua umum
PAN, Muhaimin Iskandar Menakertrans merangkap ketua umum PKB, dan Suryadharma
Ali menteri agama merangkap ketua umum PPP.
Petinggi PKS juga tidak segan-segan
melepaskan jabatan strategis ketika dipilih menjadi presiden PKS. contoh, Anis mata yang dipilih oleh majelis syuro sebagai presiden
PKS saat ini rela melepas jabatan sebagai wakil ketua DPR sekaligus
mengundurkan diri sebagai anggota DPR.
Saya kira sikap ksatria
seperti ini jarang bisa ditiru oleh orang lain. Saya berharap harian Kompas lebih cermat dan
lebih teliti lagi dalam menuliskan berita-beritanya. []
0 komentar :
Posting Komentar