Bismillahirrahmaanirrahiim
Kita
berhajat terhadap ilmu, sebab ilmu membuat kapasitas diri kita meningkat
sehingga kemampuan kita memberi solusi pun meningkat. Adakah hubungan ilmu
dengan rezeki? Tentu saja. Semakin kita berilmu, semakin mampu kita menikmati
rezeki yang Allah SWT sediakan.
Misal,
ilmu tentang internet akan memberikan kita kesempatan menikmati rezeki berupa
informasi melalui googling dll.
Ilmu
membaca membuat kita bisa menikmati rezeki berupa pengetahuan dan pengalaman
orang lain yang dishare di buku-buku/file-file. Ilmu agama membuat kita bisa
menikmati rezeki berupa kearifan-kearifan Rabbani yang membuat kita bahagia di
dunia dan akhirat. Ilmu komunikasi membuat kita bisa menikmati rezeki nikmatnya
pergaulan dengan orang-orang dekat maupun jauh. Dari komunikasi bisa dapat
peluang usaha. Bila takwa itu "orang tuanya" rezeki maka ilmu ini
sahabat karibnya rezeki. Karenanya kuasailah ilmu dengan sebaik-baiknya.
Karenanya, Islam mengajarkan umatnya untuk mau mengajarkan ilmu terutama ilmu
agama (kitab) dan tetap mempelajarinya. Itu diajarkan dlm Al Qur'an surah Ali
Imran 79. Karakter mengajarkan kitab plus selalu belajar tersebut menjadi ciri
generasi rabbani.
Quran
Surat Ali Imran 79 inilah yang membuat saya bangga menjadi orang Islam. Sangat
modern banget hidup dalam suasana ilmu / pembelajaran. Orang yang berilmu akan
bisa menikmati rezeki ilmu berupa hikmah. Ini suatu kemewahan karena sedikit
orang yang mendapat hikmah.
Hikmah
ini akan menjadikan pemiliknya mensikapi kejadian dengan persepsi terbaik. Dan
itu adalah rezeki. Dengan hikmah, maka seseorang mampu mensyukuri nikmat pada
saat orang lain buta nikmat. Dan itu membahagiakan. Karena hikmah itulah maka
setiap kejadian selalu bisa disikapi dengan cara terbaik.
Nabi
SAW menyebutnya sebagai keajaiban (mengagumkan). Bila ditimpa musibah, mereka
akan bersabar dan itu baik baginya. Bila mendapat nikmat mereka bersyukur dan
itu baik untuk mereka. Jadi dalam segala takdir, mereka senantiasa bisa
berbahagia karena memiliki hikmah untuk sabar dan bersyukur. Karena itulah
setan pernah menyatakan bahwa mereka lebih takut orang yang tidur yang memiliki
ilmu ketimbang mereka yang ibadah tanpa ilmu. Tentu saja setan lebih takut lagi
kepada orang yang beribadah yang memiliki ilmu yang telah memanen hikmah. Ya Allah, beri kami ilmu bermanfaat. Beri
kami hikmah terbaik yang menolong dan membahagiakan… Aamiin.
Kali
ini mari kita temui Nabi Sulaiman AS yang diberikan pilihan oleh Allah: harta,
kekuasaan, atau ilmu? Nabi Sulaiman AS memilih ilmu. Ia memahami bahwa ilmu
adalah sahabat karib rezeki. Hasilnya luar biasa! Ketika Nabi Sulaiman AS
mendapatkan ilmu, maka berdatanganlah sahabat karibnya berupa rezeki harta dan
kekuasaan! Mengapa Nabi Sulaiman AS memilih ilmu? Sebab Nabi Sulaiman AS
menguasai ilmu memilih / decision making.
Lalu mari kita temui Nabi Yusuf AS. Perhatikan saat ia di penjara. Apakah ia
berhenti mencari ilmu? Tidak. Bahkan ilmu perbendaharaan dan perencanaan
(ilmunya Menteri Keuangan) dikuasainya. Bahkan ilmu tentang integritas dan
amanah. Kita belajar dari Nabi Yusuf AS bahwa keterbatasan bukanlah alasan
untuk mencari ilmu. Sebab ilmu bisa didapatkan dari mana saja.
Adapun modal
utama mencari ilmu adalah waktu dan mau. Maka gunakanlah waktumu untuk mencari
ilmu, wahai pemuda. Semoga Allah SWT memuliakan dan mengangkat derajat kita
karena keimanan dan ilmu yang kita miliki. ■
Disarikan dari kultwitt @dedhi_suharto
0 komentar :
Posting Komentar