Sabar itu sebuah
kemuliaan. Tapi tanpa keikhlasan, amal shalih yang kita kerjakan dapat terjatuh
pada keburukan. Sabar dalam beramal, tapi mencampakkan keikhlasan, dapat
menjatuhkan manusia pada kecelakaan yang sangat besar di Yaumil-Qiyamah. Menata
niat adalah perkara yang sulit. Maka, hendaklah kita tidak meremehkan. Apalagi
sengaja mencampakkan. Seseorang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mencapai keikhlasan, maka ia sedang mendekat kepada Allah Ta'ala. Meski sulit
sekali rasanya mencapai keikhlasan yang sebenarnya, tidaklah patut bagi kita
untuk meremehkannya. Apalagi secara sengaja.
Sesungguhnya ikhlas itu
ada bersama amal. Tanpa amal, tak ada keikhlasan. Tapi tanpa keikhlasan, amal
kita sia-sia. Bahkan mencelakakan. Mari kita ingat kembali 3 golongan yang
pertama kali masuk neraka sebagaimana termaktub dalam hadis panjang di Shahih
Muslim bab al-Jihad. Salah satu dari 3 golongan itu adalah orang yang berjihad
di jalan Allah, terbunuh saat berjihad, tapi ia melakukannya bukan ikhlas
karena Allah Ta'ala. Ia bersabar dalam berjihad, tapi niatnya rusak, tak ada
keikhlasan. Maka, celakalah ia.
Maka, berhati-hatilah
terhadap ucapan yang asing. Ucapan yang engkau dan ibu bapakmu tak pernah
dengar sebelumnya. Senantiasa periksa, adakah ia bersesuaian dengan agama ini?
Bedakan orang yang mengambil petunjuk dari al-Qur'an dengan mereka yang jadikan
al-Qur'an sebagai pembenaran. Sekilas sama, tapi keduanya amat jauh berbeda.
Di antara makhluk Allah
Ta'ala yang paling celaka adalah iblis. Ia amat sabar. Tapi ia terjatuh pada
laknat yang abadi bersebabtidak ridha terhadap keputusan Allah 'Azza wa Jalla.
Bersebab tidak menerima (ridha) ketetapan Allah Ta'ala, ia jatuh pada hasad.
Iblis tidak ridha terhadap qadha' dan qadar Allah Ta'ala. Ia biarkan hasad
menguasai dirinya sehingga menjadi tekad sangat kuat untuk mencampakkan manusia
dari memperoleh nikmat Allah 'Azza wa Jalla di Yaumil Qiyamah. Iblis akan terus
melakukannya. Iblis/setan merupakan contoh tentang sabar yang mencelakakan
disebabkan tidak ridha kepada qadha' dan qadar Allah 'Azza wa Jalla.
Setan bersabar dalam
melaksanakan tekad buruknya. Tetapi ia terlaknat selama-lamanya karena
kesabarannya bukan untuk taat kepada-Nya.
Sesungguhnya sabar sebagai
kemuliaan ada tiga macamnya. Pertama, sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada
Allah 'Azza wa Jalla. Kedua, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan terhadap
Allah. Ketiga, sabar menjaga keridhaan dalam menerima taqdir yang tak diingini.
Sabar, ikhlas dan ridha merupakan tiga perkara yang mulia. Ketiganya harus ada,
saling meneguhkan, bukan menafikan. Hanya mementingkan sabar, tapi mengabaikan
ikhlas, dapat menjatuhkan kita pada musibah akhirat yang amat berat.
Bersungguh-sungguh menjaga keikhlasan, tapi tidak sabar, dapat menyebabkan kita
tak mampu ridha terhadap qadha' & qadar Allah Ta'ala. Tiadanya kesabaran
juga dapat menyebabkan ridha yang telah ada dalam diri kita, terkikis dan
bahkan rusak.
Lemahnya kesabaran dapat
jadi sebab tak teraihnya keberuntungan. Tapi terjaganya keikhlasan dapat
membawa pada keselamatan. InsyaAllah. Sebagian orang rancu memahami ikhlas
bersebab anggapan keliru bahwa ikhlas itu adalah ringannya hati melaksanakan
amal. Meski amat berat engkau melakukannya, tetapi jika engkau berteguh hati
melakukan amal itu semata untuk meraih ridha-Nya, maka yang demikian ini
termasuk bagian dari keikhlasan. Adapun uang receh yang engkau keluarkan, boleh
jadi tak ada nilainya manakala ia bukan terhitung sebagai harta yang berguna
(al-maa'uun). Hilang tak ditangisi, ketemu tak mekarkan hati. ■
Disarikan dari kultwitt @kupinang (M. Fauzhil Adhim)
0 komentar :
Posting Komentar