NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

Memahami Pesan Film "Innocence of Muslims"

22/09/12


Film yang menghina ummat Islam
PKS Tambora - Di antara banyak reaksi ummat Islam terhadap film Innocence of Muslims (IoM), ada salah satunya yang bagus, nih, Sob. Reaksi ini datang dari imam masjid islamic centre New York: Ustadz Muhammad Syamsi Ali, yang mencoba membeberkan pesan di balik film IoM ini. Kayak apa? Yuk baca, mudah-mudahan bisa jadi pencerahan untuk kita dalam bersikap dan bertindak...

Saya baru sempat menonton film penghinaan terhadap Rasul/Islam itu, Selasa 18 September 2012. Tentu menyakitkan. Sebab bagi kita, Rasul itu adalah tauladan di atas segala tauladan. Dan tentunya pada tataran ‘imani’ terjaga dari prilaku ‘syaithani’ yang ingin digambarkan pada film itu.

Tapi saya kemudian mencoba berpikir, lalu terbetiklah dibenak saya hal-hal berikut:

Pertama Jangankan di film ini, dalam Kitab Suci mereka sekalipun,  para nabi dan rasul telah menjadi bulan-bulanan dengan prilaku yang tidak manusiawi. Nabi Daud merebut menyeleweng dengan isteri prajuritnya yang lagi berperang membela agama. Nabi Sulaiman dengan imajinasi wanita-wanita cantik. Nabi Luth yang menghamili putri sulungnya, dan seterusnya. Jadi perilaku ini memang menjadi bagian dari ‘kejiwaan’ atau bahkan ‘iman’ mereka.

Kedua. Ini semakin menguatkan keyakinan kita akan kebenaran Al Qur’an bahwa ‘istihzaa’ (pengolok-olokkan) Rasul dan penentangan kepada cahaya Allah itu bersifat abadi. Ingat kata: “yuriiduuna li yuthfiuu..” menggambarkaan bahwa upaya-upaya seperti ini berketerusan. Apapun umat lakukan saat ini, tidak akan menghentikan upaya-upaya ini. Dari Salman Rushdie, kartun Nabi di Denmark, pembakaran Al-Qur’an, hingga yang ini, hanya bukti kebenaran Al Qur’an.

Ketiga. Pembuatan film yang sangat ‘tidak profesional’ ini menggambarkan bahwa cara-cara yang rasional tidak lagi mampu menghentikan laju pergerakan da’wah Islam. Sehingga dengan sendirinya, film ini merupakan bukti ‘keputusasaan’ terhadap perkembangan da’wah Islam yang semakin bersinar di berbagai penjuru dunia, bahkan di masyarakat yang paling ‘hostile’ sekalipun.

Keempat. Mereka tahu bahwa orang-orang Islam sekarang ini mengalami masa ‘emosi mental’ yang tinggi karena berbagai hal, antara lain, konflik internal dan eksternal, khususnya di Timur Tengah dan Asia Selatan. Dengan sengaja mereka menyulut emosi itu lalu dijadikan justifikasi bahwa Islam memang mengajarkan ‘kemarahan dan kekerasan’. Di sini, umat harus mampu mengendalikan diri dan bersikap sebaliknya. Dengan ini mereka akan semakin sakit hati…

Pada akhirnya, satu hal yang perlu disadari umat ini adalah bahwa setiap ‘aksi dan reaksi’ yang kita ambil dalam menyikapi apapun akan memiliki dampak kepada Islam/Muslim itu sendiri. Oleh karenanya, mari belajar untuk lebih pintar, arif, dan dewasa dalam melihat dan menyikapi berbagai hal, termasuk film tersebut.

Wallahu a’lam!

Nah, gimana, Sob? Ayuk deh langsung take action! Bereaksi terhadap penghina Islam dan Rasulullah dengan cara yang pintar! ^__^


Sumber : annida-online.com
Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .