Wahai lelaki…
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu, istrimu, dan
anak-anak perempuanmu. Di pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya malu; jika
tanganmu masih berpangku dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka
mulia.
Wahai Lelaki…
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih
berhak engkau hormati daripada ayahmu. Bahkan jika engkau sudah menggendongnya
keliling dunia; niscaya tidak akan terbalas kemuliaan ibunda padamu. Istrimu
adalah indikator kebaikanmu. Kemuliaannya melalui tanganmu adalah pemberat
amalmu di akhirat kelak. Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan
mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.
Wahai Lelaki…
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Memuliakan, menjadikan
mereka mulia, di dunia dan di sisi-Nya. Maka janganlah sekali-kali berhitung
ketika menafkahi Ibumu. Apakah ibumu pernah menagihmu atas air susu yang
menjadikanmu siapa dirimu sekarang? Jangan pula merasa berat saat mencukupi
kebutuhan istrimu. Bukankah seharusnya kehormatanmu bisa memenuhinya? Pun
merasa sempit saat memberikan kesenangan dunia pada anak-anak perempuanmu.
Mulia, bukan saja di dunia; tapi juga menjadikan mereka
mulia di hadapan-Nya. Jangan berharap mereka mendirikan perintah-Nya; manakala
dirimu sendiri lalai terhadap-Nya. Jangan berpikir mereka akan menaatimu; jika
dirimu mungkin tidak pantas untuk ditaati. Jangan pula berharap iringan do’a
dan ridho mereka jika mereka terlewat dari do’a-do’amu.
Namun, sungguh, merekalah yang menjadi sebab kejayaanmu; sebagaimana mereka pula mungkin menjadi sebab
bagi kehinaanmu. Maka bangunan megah di dunia saja tidak cukup bagi mereka
untuk menjadi mulia; ajarkanlah mereka membangun istana di surga-Nya.
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon
maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Reza M. Syarief
0 komentar :
Posting Komentar