Ust Anis Matta Lc |
Oleh Ust Anis Matta Lc*
Ikhwah sekalian…
Tanda-tanda azam kolektif ini didalam diri kita adalah berupa munculnya as
sakinatu qolbiyah, ketenangan atau kemantapan hati. Jauh sebelum sebuah
kemenangan tercipta di lapangan berupa angka-angka yang kemudian berubah
menjadi kursi-kursi, maka kemenangan itu pertama kali harus tercipta di dalam
fikiran dan perasaan kita. Setiap orang yang akan memasuki suatu pertarungan.
Pertama-tama, harus lebih dulu bertanya ke
dalam hatinya tentang sebeberapa yakinnya dia akan memenangkan pertarungan itu,
karena ikhwah sekalian, sebagus apapun roadmap, strategi dan taktik
yang kita buat, atau sarana apapun yang kita miliki, tetap saja semua itu akan
tergantung pada kemantapan hati kita pada saat mengelolanya. Oleh karena itu
ikhwah sekalian, tidak ada kemenangan yang bisa kita capai, kalau kita tidak
merasakan terlebih dulu kemenangan itu di dalam hati kita dalam bentuk sakinah
qolbiyah.
Jadi ikhwah sekalian,
kalau Antum semua tidak merasakan kemantapan
hati seperti itu, maka tidak akan ada angka-angka kemenangan yang kita ciptakan
di pentas politik ini. Oleh karena itu penting bagi kita semua sekarang ini
untuk kembali bertanya kepada diri sendiri apakah kita semua telah merasakan di
dalam hati kita bahwa kita bisa menang? Insya Allah. Apakah kita bisa
membuat pernyataan bersama tentang hal ini?
Apakah Antum merasakan adanya kemantapan hati
? Ya kita memang telah merasakannya karena sesungguhnya kemenangan bisa
kita cium dari jauh dan kemenangan itu pada mulanya ada di dalam hati kita.
Rasulullah SAW bersabda, “Uuti`tu khomsan ma lam yu’tahuna ahadum min qobli minal anbiya`i qolbi” bahwa ada 5 hal yang diberikan kepada Rasulullah SAW yang tidak diberikannya kepada Nabi-Nabi sebelumnya dan salah satunya adalah “Wa nusirtu biru’bi masirata tahsir” (Dan aku diberi kemenangan dalam bentuk ditanamkannya rasa takut kepada musuhku dalam jarak tempuh satu bulan perjalanan).
Maka kalau ada kemantapan hati di sini, di
ruangan ini, gaungnya akan sampai dalam bentuk rasa takut dan ketidakpastian
pada lawan-lawan kita. Allahu Akbar.
*Disarikan dari taushiyah Anis Matta di Mukernas
1 komentar :
Tahsir apa syahrin?
Posting Komentar