NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

Sunnah at Tadafu’: Dimana Posisi Kita ?

31/07/13

oleh Agung Setiarso, ST 


Jika kita cermati dalam beberapa tulisan berupa pendapat masyarakat tentang dakwah yang ditulis diberbagai media, termasuk media sosial maka akan kita jumpai banyaknya perbedaan pendapat tersebut. Mulai dari pendapat yang terang2an membenci dan menghujat dakwah dengan kata-kata yang kasar sampai pendapat yang menyatakan ‘cinta mati’ terhadap dakwah. Dalam islam ini merupakan sunatullah yang tidak dapat dihindari, bahkan Rasulullah SAW pun mengalaminya. Dakwah ini pun muncul karena adanya kebathilan. Dimana ada kebathilan maka disitu akan ada kebaikan, demikian pula sebaliknya. Itulah yang disebut dengan sunnah at tadafu’.  
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam”(QS. Al-Baqarah: 251).

Sunnah at Tadafu’ ini harus dipahami oleh setiap aktivis ataupun orang awam sehingga mereka dapat memposisikan dirinya. Apakah mereka dalam posisi kebaikan (dakwah) atau sebaliknya (kebathilan). Orang yang memposisikan dirinya netral (tidak berpihak) adalah orang yang belum mengerti tentang hakekat dari keberadaannya dan hanya menjadi objek dari perilaku orang lain. Mereka membiarkan dirinya menjadi korban dari kebengisan dari orang-orang yang zhalim namun tidak mau melawannya.

Dalam kondisi seperti ini maka akan ada 3 golongan, seperti yang digambarkan oleh Allah SWT dalam surah al Baqarah : 249-251.
“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, ‘Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. Tatkala mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa, ‘Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir’. Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah, (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam’.”(QS Al-Baqarah: 249-251).

Pertama, adalah orang-orang yang zhalim dan biadab (Jalut). Mereka memiliki pasukan perang yang banyak dan persenjataan yang sangat lengkap. Mereka juga menguasai media dan alat-alat pengintai yang modern. Teknologi mereka sangat canggih. Namun mereka selalu jauh dari nilai-nilai Islam.

Kedua, adalah orang-orang aktivis dakwah (Thalut). Meskipun jumlah mereka sedikit dan memiliki persenjataan yang sangat minim namun mereka memiliki semangat dan keyakinan yang tinggi. Karena mereka berdakwah karena Allah. Pendirian mereka kokoh dan kesabaran mereka tidak ada batasnya. Mereka senantiasa memperjuangkan nilai-nilai Islam.

Ketiga, adalah orang-orang yang tidak punya pendirian. Mereka sangat takut terhadap risiko yang akan dihadapi ketika hendak mengambil keputusan. Seperti kata sebagian orang dalam peristiwa tersebut, 
“Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya” (QS Al-Baqarah: 249).
Neraka jahannam adalah tempat yang pantas untuk orang-orang yang zhalim, yang senantiasa menpersekutukan Allah. Mereka menjadikan harta benda, wanita, dan kekuasaan menjadi tuhannya. Mereka tidak menjalankan perintah-perintah Allah dan melakukan apa-apa yang dilarang oleh Allah. Hatinya jauh dari mengingat Allah, pikirannya penuh dengan makar untuk memadamkan api dakwah, dan perilakunya berlumuran maksiat dan syahwat. Merak akan kekal dalam azab Allah di neraka jahanam kelak.  
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.” (QS. 3 : 151).

Sedangkan orang-orang yang berdakwah akan mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa berjihad dijalan Allah dengan kondisi apapun, sempit maupun lapang. Mereka senantiasa bergembira dalam beramal, jauh dari rasa sedih dan takut karena mereka yakin Allah bersama mereka. Tidak ada problematika duniawi yang mneghalangi mereka untuk berangkar ketika panggilan dakwah sudah mereka dengar, dan mereka menjalankannya dengan senyum penuh dengan kebahagiaan. Cercaan, umpatan dan hinaan para penentang dakwah tidak membuat langkah mereka surut sejengkalpun. Mereka terus beraktivitas dengan semangat. Itulah orang-orang yang senantiasa mendapat petunjuk dari Allah SWT, 
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi : 13).

Mereka senantiasa ditolong oleh Allah SWT ketika tidak ada satupun manusia yang dapat menolongnya, 
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Ar-Ruum : 47).

Derajat mereka paling tinggi di sisi Allah SWT, 
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139).

Bagaimana dengan orang-orang yang tidak berpendirian? Mereka ibarat pohon yang tidak memiliki akar. Mudah sekali untuk roboh.  
“Janganlah ada di antara kamu menjadi orang yang tidak mempunyai pendirian, ia berkata: Saya ikut bersama-sama orang, kalau orang-orang berbuat baik, saya juga berbuat baik, dan kalau orang-orang berbuat jahat sayapun berbuat jahat. Akan tetapi teguhkanlah pendirianmu. Apabila orang-orang berbuat kebajikan, hendaklah engkau juga berbuat kebajikan, dan kalau mereka melakukan kejahatan, hendaknya engkau menjauhi perbuatan jahat itu.” (HR. at-Turmudzi).

Nah, sekarang, dimanakah posisi kita ?


Wallahu a’lam.
Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .