Oleh Erwyn
Kurniawan
Di Hari
Keluarga Nasional ini, saya akan kultwit tentang “Belajar Dari Ibrahim Dan Ismail”. Kebanyakan dari kita termasuk
orang yang siap menikah tapi tak siap menjadi orangtua. Kita hampir sama sekali
tak mempersiapkan diri jika kelak menjadi seorang ayah atau ibu. Saat hendak
menikah, kita lebih disibukkan dengan segala hal yang berhubungan dengan akad
dan resepsinya. Kita sibuk dengan desain undangan, siapa yang diundang, menu
apa yang disajikan, maharnya apa, bagaimana pelaminannya, dan sebagainya. Dan
mayoritas dari kita luput untuk belajar bagaimana cara kita menjadi orangtua,
bagaimana cara mengasuh anak. Singkatnya tentang parenting.
Tanya kepada
pasangan yang akan nikah. Mengapa menikah? Jawabannya kebanykan karena sunnah
Rasul, ingin keturunan, dan menyempurnakan setengah agama. Tak ada yang salah dengan
jawaban tersebut karena memang semuanya benar sesuai dengan yang diajarkan
Islam. Jawaban tersebut terasa kurang sempurna karena ada satu jawaban yang belum
diberikan yakni untuk membangun keluarga yang menjadi role model. Kenapa jawaban
semacam itu tak terlontar? Ya itu tadi, karena memang kita tak pernah siap
menjadi orangtua, hanya siap menikah. Indikasi kuat bahwa kita tak siap jadi orangtua
adalah terlihat saat kita mendidik anak: dari kecil hingga dewasa.
Dalam
mendidik anak, kita mengacu pada pola asuh yang diwarisi orangtua kita atau
eksperimen (trial and error). Karena
orangtua kita mendidik dengan cara keras, maka kita pun menggunakan cara serupa
pada anak kita. Itulah warisan. Pola asuh anak pertama, kedua dan ketiga sampai
seterusnya cenderung berbeda. Itulah eksperimen. Karena pola asuh kita semacam
itu akhirnya kita pun termasuk orangtua tipe pemadam kebakaran. Baru beraksi
saat masalah timbul. Kita baru beraksi saat tahu anak memakai narkoba, sering
ke warnet, merokok atau bahkan menghamili anak orang. Naudzubillah…
Ironisnya,
amarah membuncah. Dan dengan mudahnya kita menyalahkan mereka, anak-anak kita
sebagai terdakwa dari masalah yang timbul. Padahal anak-anak kita tak salah.
Ketika mereka lahir dalam kondisi fitrah. Kita lah yang menjadikan mereka
nasrani, yahudi, majusi. Pola pendidikan kitalah yang membuat mereka jadi anak yang
hobi merokok, boros, melawan orangtua, memakai narkoba, tak mau belajar, dll.
Kita sangat
perlu belajar dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail jika ingin keluarga kita
menjadi role model. Ribuan. Ilmu parenting dahsyat yang sangat fenomenal dan karena
itu menjadi penting diiikuti ketika Nabi Ibrahim berdialog dengan Nabi Ismail
soal mimpi...
0 komentar :
Posting Komentar