NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

Demi Masa

17/03/13


Kultwitt oleh @dedhi_suharto


Bismillahirrahmaanirrahiim


“Demi masa sesungguhnya manusia itu sungguh dalam kerugian.” Al-Qur’an surat Al-‘Ashr ini adalah surat yang mampu membuat imam As-Syafi’i rahimahullah terpukau. “Sekiranya Al-Qur’an hanya turun diwakili oleh Qur’an surat Al-‘Ashr ini niscaya itu sudah mencukupi,” menurut beliau. Qur’an surat Al-’Ashr itu sendiri memang pendek. Tapi syarat makna.

Pertama, menyatakan “sungguh manusia”, bukan yang lain. Karena kita manusia, maka kita adalah obyek pembicaraan Qur’an surat Al-‘Ashr ini. Sungguh kita apa? Sungguh manusia itu “sungguh dalam kerugian”. Jadi tidak main-main tapi pasti merugi. Sungguh dalam kerugian? Ah, masak..? Boleh saja kita berkilah. Tapi silakan hitung-hitung. Gak usah bicara dosa dulu, tapi bisakah kita membalas nikmat yang telah diberikan Allah dengan ibadah kita?  Berapa banyak kita ibadah? Sampai kaki melepuh seperti Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam? Sampai lebih banyak ibadah kita dibandingkan tidur? Kalopun Anda bisa seperti itu (saya meragukannya), tetap saja amal ibadah Anda itu masih bisa dihitung pake komputer.

Adapun nikmat Allah tak mampu dihitung oleh komputer tercanggih sekalipun. Tak sanggup kita menghitungnya saking banyaknya. Nikmat udara yang kita hirup saat bernafas. Berapa banyak sudah kita habiskan oksigen itu. Coba kalo bayar kayak di rumah sakit? Belum nikmatnya makan setelah lapar. Bahkan lapar itu sendiri pada batas tertentu nikmat juga. Bahkan yang tampak tak pantas jadi nikmat seperti buang angin (maaf) juga nikmat yang layak disyukuri. Coba saja gak buang-buang angin. Ups!

Katakan kita masih ngeyel bahwa ibadah kita telah menandingi nikmat-nikmat itu. Lalu bagamana dengan rasa nikmat saat ibadah itu?  Bagaimana kita membalas rasa nikmat saat ibadah? Ataukah ibadah yang kita lakukan gak berasa nikmat? Kalo ibadah yang kita lakukan gak berasa nikmat, apakah karena terpaksa kita melakukannya yang berarti kita main-main dalam ibadah? Karena itu tak akan kita pernah mampu membalas nikmat-nikmat Allah dengan ibadah-ibadah yang kita lakukan. Selalu minus hasilnya.  Dan hasil minus tersebut, masih ditambah lagi dengan minus dari dosa-dosa yang kita lakukan. Bagamana kita tidak merugi? Untungnya Qur’an surat Al-‘Ashr memberikan pengecualian untuk keluar dari kerugian itu.

Pertama, kita mesti beriman

Iman kepada Allah itu sangat berharga. Sebab iman berarti mensyukuri telah dijadikan hambaNya di bumi ini. Hanya saja iman itu bukan sekedar pernyataan tanpa bukti. Karena itu ada ujian thd iman. Siapa lulus berarti benar imannya.

Kedua, beramal shalih

Amal shalih ini penting sebagai bukti iman. Dan juga sebagai ekspresi syukur kepada Allah SWT.

Ketiga, saling menasehati dengan kebenaran dan dengan kesabaran

Saling menasehati ini penting karena iman itu yazid (bertambah) dan yanqush (berkurang). Saling menasehati membuat iman stabil. Karena itu jangan heran kalau ada aktivis kemudian melemah imannya bahkan berbalik musuhi Islam. Itu karena ketiadaan saling menasehati.
Karena itu, perkuat saling menasehati. Termasuk menasehati qiyadah (pimpinan). Tentu dengan cara yang baik. Juga saling menasehati antara suami dengan isteri, ataupun orang tua dengan anak-anaknya. Kuncinya: caranya mesti yang elegan.

Karena itu, jadikan twitterland ini sebagai sarana saling menasehati. Bukan sarana untuk memfitnah dan menimbulkan permusuhan. Mari kita saling berkasih sayang untuk menjaga dan meningkatkan iman dengan saling menasehati lewat cara-cara terbaik agar tidak rugi. ■


http://chirpstory.com/li/61388
Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .