Kultwit Afwan Riyadi ( @af1_ )
DR. Yusuf
al-Qaradhawy menjelaskan ada 7 karakteristik Islam yang membedakannya dengan
segala ideologi yang ada di muka bumi. Adanya ke-7 karakteristik Islam ini
menyadarkan manusia; mengapa Islam menjadi ideologi (Din) tertinggi. Ya'lu wala yu'la alaihi. Sebagai Muslim yang
dituntut menjalankan Islam secara kaaffah
(menyeluruh), maka penting memahami konsep karakteristik Islam ini.
Pertama, Rabbaniyyah (Ketuhanan)
Islam murni
didatangkan oleh ALLAH SWT, bukan buatan manusia. Rasulullah hanya menyampaikan
saja. Rabb (ALLAH) ini menjadi sebab dan tujuan dari segala aktifitas
mahluk-NYA. Tidak ada secuilpun yang terlewat. Manusia diciptakan oleh ALLAH, untuk beribadah
kepada ALLAH, berjalan sesuai hukum ALLAH dan kelak akan kembali kepada ALLAH.
Kedua, Insaniyyah (Manusiawi)
Islam
diciptakan ALLAH sesuai fitrah manusia (QS 30:30). Tidak ada ajaran Islam yang
bertentangan dengan fitrah. Manusia yang punya kecenderungan pada harta, tahta,
wanita dan segala kesenangan dunia. Semua kecenderungan itu tidak dimatikan dalam
Islam. Namun kecenderungan itu diatur sehingga semua syahwat tadi tidak menjadi
mudharat; namun bahkan menjadi manfaat. Itulah Islam. Syahwat kepada wanita
disalurkan dengan pernikahan; membangun keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah penuh keberkahan.
Manfaatnya besar. Syahwat kepada harta dipagari dengan perintah mencari harta yang
halal. Harta yang diperoleh wajib dikeluarkan zakatnya dan sunnah di infaq-kan.
Sehingga adanya orang-orang kaya memberi manfaat kepada orang-orang miskin.
Hubungan sosial terjalin harmoni.
Syahwat
kekuasaan disalurkan dengan perintah menjadi pemimpin yang adil. Bahkan
pahalanya sangat besar; menjadi orang yang dinaungi ALLAH. Pemimpin yang
mencintai rakyat, bekerja untuk kesejahteraan rakyat dan tidak melanggar syari’ah-syari’ahNYA.
Sungguh besar manfaatnya. Kecenderungan manusia untuk bersenang-senang
disalurkan pada rihlah (tamasya) yang
bisa mengokohkan dan harmonisasi hubungan keluarga. Sementara dalam ideologi
lain; ada tahta yang menjadi panglima. Agama lain; seseorang bisa mencapai
puncak kesucian dengan total menghindari dunia. Dalam Islam tidak demikian.
Selama masih hidup di dunia; silakan nikmati keindahannya dengan
bertanggungjawab. Itu fitrah manusiawi.
Ketiga, Syumul (lengkap)
Berbicara Islam
berarti bicara dunia dan akhirat. Bicara pribadi, keluarga hingga negara.
Bicara ibadah dan muamalah. Islam adalah aktifitas manusia sejak bangun tidur
hingga tidur lagi, bahkan saat didalam tidur. Semua diatur dan dicontohkan
Rasulullah. Islam adalah budaya dan peradaban. Islam adalah ilmu pengetahuan.
Islam adalah hubungan dengan ALLAH, manusia dan alam semesta. Islam adalah
paradigma dan metodologi semua aspek kehidupan. Siapapun kita, apapun yang kita
lakukan, selalu dalam kerangka Islam. Ini karena ajarannya yang rasional dan
sesuai dengan fitrah manusia. Dimanapun kapanpun, manusia dapat beraktifitas dan
tetap dalam kerangka Islam.
Keempat, Waqi'iyyah (Realitas)
Islam sebagai
agama akhir zaman, dapat diamalkan dimanapun kapanpun. Islam tidak pernah
ketinggalan zaman dan dapat diaplikasikan dalam zaman apapun. Sejak orang naik
unta hingga pesawat ulang alik. Islam adalah realitas bagi semua orang. Dari
anak kecil hingga pemimpin negara, di Barat maupun Timur; semua ada aturannya
dalam Islam.
Kelima, Wasathiyyah (Moderat)
Islam bukan
Barat bukan Timur. Bukan kapitalis bukan sosialis. Bukan semata rohani, bukan
materialis. Konsep Islam ada ditengah. Dia berbicara akhirat saat menjalani
aktifitas dunia. Dia berbicara dunia saat membahas akhirat. Konsep Islam tidak
menghilangkan kelas kaya seperti sosialis; namun tidak membiarkan orang miskin
tanpa perlindungan seperti kapitalis. Konsep Islam tidak radikal dan tidak
liberal. Islam berbicara kecintaan kepada ALLAH sekaligus kecintaan pada
kesenangan dunia. Konsep Islam juga berbicara hati, akal dan materi (jasad)
sekaligus. Tak ada yang dinegasikan satu sama lain. ALLAH tidak ada sesuatupun yang
menyerupai-NYA. DIA-lah pencipta dan pengatur alam semesta. Semua tunduk dan
kembali kepada-NYA.
Keenam, Wudhuh (Jelas)
Berbicara
Tuhan, konsep Islam jelas. ALLAH itu Satu, tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Hukum-hukum Islam juga jelas. Jelas sumbernya, jelas cara
mengambil keputusannya (istinbath),
jelas siapa otoritas yang melaksanakannya. Konsep Islam dalam tataran apapun
juga jelas. Konsep ibadah, konsep sosial, nikah, waris, ekonomi, politik,
hubungan keluarga. Semuanya. Bahkan seperti kultwit saya soal #hantu konsep Islam
juga sangat jelas berbicara tentang hal ghaib dan mahluk-makhluknya. Kalau ada yang
belum jelas; silakan bertanya atau baca literatur aslinya. Insya ALLAH jika
belajar dengan hati jernih akan jelas. Beda kalau belajar atau membaca konsep-konsep
Islam dalam rangka mau merusak ummatnya; seperti para orientalis atau liberalis
sekarang; pasti nyasar.
Ketujuh, Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Muruunah
(perpaduan antara Konsisten dan Fleksibel)
Itulah
mengapa Islam bisa berkembang baik. Ada hal-hal dalam Islam yang tidak boleh
berubah. Tetap. Tapi ada juga yang fleksibel. Contoh mudahnya shalat 5 waktu. Kewajiban
shalat 5 waktu tidak bisa ditawar lagi. Tapi dalam perjalanan, dapat di jama'
sehingga dilaksanakan dalam 3 waktu saja. Shalat dicontohkan Rasulullah dengan
berdiri. Namun saat sakit, bisa dengan duduk atau berbaring atau dengan
isyarat. Islam itu fleksibel. Shalat harus berwudhu, dengan air yang suci dan
mensucikan. Tapi saat air tidak ditemui, atau terbatas untuk kebutuhan vital;
bs dengan tayammum. Gabungan konsistensi dan fleksibilitas ini juga dapat
ditemui dalam berbagai dimensi kehidupan. Itulah konsep Islam.
Contoh lain,
zakat fitrah misalnya; Rasulullah melakukan dengan gandum, kita di Indonesia dengan
beras, padahal Rasul tidak ketemu beras saat itu. Belum lama ini muncul
pembahasan mengenai zakat profesi, berapa nisab-nya? Sementara profesional
belum ada dizaman Rasul dan Salaf. Sementara zakat wajib bagi yang
berpenghasilan cukup. Lalu dibahaslah ketentuan-ketentuan mengenai zakat bagi
para profesional dan hubungannya dengan pajak. Pembahasan fiqh dan qanun yang
fleksibel ini, dilakukan dengan pengambilan istinbath
yang jelas; membuat Islam berjalan sesuai perkembangan zaman.
Dari semua
karakteristik Islam tadi; dapat menjadi panduan kita dalam berjalan di muka
bumi sepanjang hayat. Bahwa ternyata, siapapun kita dapat terus berjalan sesuai
syariat-NYA, sesuai konsep Islam. Menjadi Muslim yang kaaffah. Karakteristik Islam
ini juga menjadi pagar kita saat bertemu berbagai aliran-aliran dalam Islam;
coba evaluasi dengan karakter-karakter tadi. Sesuaikah? Sehingga Insya ALLAH
kita tidak akan tersesat jalan. Tetap lurus dalam agama ALLAH : Islam.
Wallahu a'lam.
1 komentar :
izin copy sahabat
Posting Komentar