Menikmati Pergantian Tahun Bersama PKS

POSTINGAN TERBARU:

Menikmati Pergantian Tahun Bersama PKS

01/01/14

PKS Tambora - Menutup akhir Desember 2013 kemarin dengan kebaikan dan melayani terus saja dilakukan oleh kader-kader PKS di Tambora. Ini terlihat dari aktifitas kebaikan para kader di pengurus ranting (DPRa) PKS Tambora, koordinator RW (KORWE), dan simpatisan PKS lainnya dalam melayani masyarakat dengan penuh sukacita pada Ahad (29/12) kemarin. Mereka menggelar acara Pelayanan Kesehatan untuk warga kelurahan Tambora, khususnya dilingkungan RW 03 dan RW 04.

Acara pelayanan kesehatan ini dipandu langsung oleh ketua DPRa-nya, Saipudin Bakri, dengan menyambangi dan mengetuk rumah-rumah warga disekitar RW 03 dan RW 04 sembari melayani warga yang ingin memeriksakan kesehatannya. Adapun layanan kesehatan yang dilakukan kader ke rumah-rumah warga ini meliputi pengecekan gula darah, asam urat, tensi darah, timbang badan. Selain itu juga diberikan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk para warga yang masih mempunyai anak balita.

Kegiatan yang dilakukan kader DPRa PKS Tambora ini menyedot banyak perhatian warga lainnya disaat mengunjungi lokasi rumah warga. Tak ayal lagi, para warga terus berdatangan untuk ikut serta dalam pemeriksaan kesehatan ini yang terdiri dari anak-anak hingga orang tua turut hadir dilokasi acara. Tokoh masyarakat setempat, ketua RT, ketua RW, ibu-ibu PKK menyambut dengan antusias kegiatan yang digelar oleh PKS ini.

Layanan kesehatan oleh kader PKS ini dibuka sejak pukul 9.00 pagi hingga menjelang ashar tiba. Selain memberikan layanan kesehatan, para kader juga memberikan souvenir akhir tahun kepada warga berupa kalender baru tahun 2014, sekaligus mensosialisasikan keberadaan para Calon Anggota Dewan (CAD) PKS yang berada di daerah pemilihan (dapil) 9 di Tambora.

Dipenghujung pergantian tahun 2013 ke tahun 2014 (31/12) ini juga kader PKS setempat juga mengadakan acara 'Manggang Bareng' bersama para pengurus DPRa, simpatisan PKS, pemuda Karang Taruna 05, dan ibu-ibu sekitarnya guna mengikat tali silaturahim dan kebersamaan di akhir tahun. Setelah menikmati hasil panggangannya berupa sate ayam, jagung bakar, dan ikan bakar, diteruskan dengan acara mabit bersama-sama di masjid terbesar di Jakarta, Istiqlal.

Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar ( Atom )

Tarbiyah Quote of the Day

“Kader dengan kadar militansi yang selalu hidup, proporsional dan lurus lebih mahal dari sarana apa pun. Banyak penderma kecewa ketika sumbangan yang mereka berikan hanya menjadi sarana dan tak dapat menjadikan perubahan, karena perubahan -- sekali lagi -- dimulai dari diri para kader. Ketika panglima perang Qadisiyah meminta kepada Khalifah Umar 4.000 mujahid untuk menguatkan pasukan yang ada di front, beliau mengirimkan 4 mujahid. Keheranan mereka terjawab dengan surat yang dikirimkan, ‘Kukirimkan kepadamu 4 mujahid yang setiap orangnya menyamai 1.000.’“
[ Syaikh Rahmat Abdullah, dikutip dari buku “Dakwah Visioner”]

“Abu Idariis al-Khaulani berkata, ‘Zuhud terhadap dunia bukanlah mengharamkan yang halal dan membuang semua harta, tetapi lbh meyakini semua yang ada di sisi Allah lebih baik dari yang ada di tangan kita. Jika kita ditimpa musibah, kita sangat berharap mendapat pahala. Bahkan, ketika musibah itu masih bersama kita, kita pun berharap itu menambah dan menyimpan pahalanya.’ Ibnu Khafif berkata, ‘Zuhud adalah menghindari dunia tanpa terpaksa’. Ibnu Taimiyah berkata, ‘Zuhud adalah meninggalkan semua yang tidak bermanfaat di akhirat nanti, sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang ditakuti bahayanya di akhirat nanti.’“
[ Iman Santoso, dikutip dari buku “Nasihat untuk Qiyadah dan Kader Dakwah]

“...ini adalah permainan yang fair. Siapa yang lebih berpengaruh, merekalah yang lebih besar peluangnya untuk memenangkan permainan. Kalau kemudian permainan dimenangkan oleh orang2 yang tidak saleh, itu artinya orang2 salehnya lemah, dan kondisi inilah yang diprihatinkan oleh Umar bin Khattab dengan statemennya, ‘Ya Allah, aku mengadukan kepada-Mu kekuatan orang jahat dan kelemahan orang yang terpercaya.’ Ketika orang saleh itu kalah dalam permainan, tidak sepantasnya jika kemudian ia menyalahkan sistem atau lawannya. Akan lebih bijak kalau ia introspeksi, barangkali ia memang lemah dan perlu meningkatkan kapasitasnya, tidak menyalah-nyalahkan sistem yang membuatnya kalah, apalagi menyalahkan lawan yang mengalahkannya.”
[ Jasiman, dikutip dari buku “Rijalud Daulah”]

“...para ulama berbeda pendapat tentang banyaknya rakaat shalat tarawih sekaligus dengan witirnya, apakah 11 rakaat atau 13 rakaat atau 21 rakaat. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, ‘Ada kemungkinan khilaf ini sangat erat kaitannya dengan panjang dan pendeknya bacaan ayat Al-Qur’an. Kalau bacaan ayatnya panjang, maka jumlah rakaatnya sedikit, dan begitu sebaliknya.’“
[ Syaikh Yusuf al-Qaradhawi, dikutip dari buku “Fiqih Puasa”]

“...’Kemenangan dakwah bukanlah dengan menghitung banyaknya orang yang bergelimpangan di hadapan sang dai sebagai akibat dari shira’ (konflik) yang ditimbulkannya, akan tetapi dengan menghitung banyaknya waliyyun hamiim (teman2 setia) sang dai itu yang sebelumnya adalah para musuh dai (fa idzalladzii bainaka wabainahu ‘adawatuni).’ Kaidah dakwah spt ini harus kita miliki, sebab umat yang ada di hadapan kita bukanlah ummatun kafirahi (umat yang kafir), akan tetapi ummatun muslimah (kaum muslimin), atau -- sesuai dengan istilah para ‘ulama akidah -- ahlul qiblah.”
[ Musyafa Ahmad Rahim, dikutip dari buku “Membangun Ruh Baru”]

POSTINGAN TERBARU: