Shohibul Iman |
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ikhwan
akhwat fillah…
Para pengurus DPD, DPC, dan DPRa se-kabupaten Tasikmalaya
yang saya cintai dan saya banggakan. Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT.
Secara khusus saya secara pribadi karena pada hari ini Allah mentakdirkan saya
berada ditempat ini yang mungkin dalam sejarah partai baru kali ini saya
berdiri di seluruh jajaran pengurus sekabupaten Tasikmalaya dari DPD sampai
dengan DPRa. Tapi mungkin dengan beberapa sudah pernah.Tapi ini adalah momen
yang sangat luar biasa dan tadi saya begitu masuk sangat kaget juga ternyata
sudah membludak sampai diluar. Tentu saya ingin bersama-sama antum sekalian
mendoakan semoga shalawat dan salam Allah limpahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya sampai
akhir zaman termasuk kita sekalian.
Ikhwan
akhwat fillah…
Tadi sudah disampaikan oleh moderator maupun oleh ustadz
Asep beberapa hal yang esensial dalam dakwah kita dan partai kita bahwa bagi
kita berpartai itu adalah bukan semata-mata bentuk kekuasaan, bukan semata-mata
menempatkan seseorang pada suatu posisi yang mungkin dipersepsi oleh orang
selalu memberi kemudahan-kemudahan.Itu tidak kita pungkiri bahwa itu memang
ada. Perjuangan kader-kader ini bukanlah untuk menempatkan seseorang pada
posisi tertentu. Dalam platform PKS, politik dalam bahasa arab artinya siyasah, sais kalau kita mengendara
delman, pengendalinya bernama "sais". Jadi politik bagi PKS adalah
persoalan pengendalian. Apa yang dikendalikan?
SIYASAH
Pertama adalah Siyasah Dzatiyah
Yaitu pengendalian keluarga kita. Jadi kalau seorang ayah,
ibu bisa membuat keluarganya sakinah
mawaddah warahmah maka dia sedang berpolitik. Dalam pengertian
pengendalian. Jadi antum semua ini sebetulnya sudah menjadi politisi semua, dalam
pengertian PKS seperti itu.
Ketiga adalah Siyasatul Mujtama'
Yaitu bagaimana kita mengelola mengendalikan masyarakat
supaya menjadi masyarakat yang baik dan tertib. Maka saya terus terang saja
belakangan ini menerima kabar dan saya menjadi terharu, ini kejadiannya
kebanyakan ada di DIY, itu kader-kader kita yang menjadi kepala desa/dusun
sekarang banyak disana.Saya selalu mendengar kabar begitu ada kader yang
menjadi kepala dusun. Luar biasa, karena posisi itu sekarang kurang diminati, namun
kader kita ada yang mau menekuni. Bahkan ada seorang akhwat menjadi kepala
dusun dengan suara aklamasi, karena dia diakui eksistensinya oleh masyarakat
itu, jadi tidak perlu lagi ada kampanye. Kader-kader kita sudah berpolitik
dalam pengertian PKS yaitu Siyasatul
Mujtama'.
Terakhir adalah Siyasatul Daulah
Ini yang kita bayangkan, politik itu-itu saja. Jadi pertarungan
memperebutkan bagaimana mengelola negara. Itu sebetulnya adalah tahap akhir. Sebetulnya
bukan tahap akhir, nanti ada politik pengendalian dunia. Tapi dalam konteks
kita sebagai bangsa itu adalah hak terakhir, karena itu tatibnya atau maratibul amal-nya. Jadi orang yang
tidak berhasil mengendalikan dirinya, keluarganya tidak mungkin dia akan
menjadi pejabat publik yang mampu mengendalikan negara.
Betapa mulianya berpolitik dalam pandangan kita yaitu
Islam yang kemudian kita masukkan dalam platform PKS. Antum bisa baca agar
antum semakin mantap bahwa kita bergerak di PKS ini bulan semata-mata untuk
mendudukkan seseorang pada suatu posisi tapi kita punya tujuan yang sangat
mulia.
VISI
Yang
kedua ini untuk memperkuat hal tersebut, saya sering katakan bahwa di Indonesia
bahkan dunia, mungkin PKS ini satu satunya partai yang mempunyai level 4 visi. Visi
bukan hanya satu tapi empat. Visinya itu saja empat level.
Visi pertama adalah Visi Pengkaderan
Yaitu bersih, peduli, profesional. Itu sudah harus menjadi
satu hal yang mendarah-daging dan terintegrasi dan itu sudah menjadi ciri
partai dalam AD ART. Antum jangan kemudian mengatakan cinta, kerja, harmoni itu
menggantikan, bukan. Cinta, kerja harmoni ini menjadi tagline menghadapi 2014, supaya
antum tambah semangat. Bahwa antum bekerja dan bergerak itu berdasarkan cinta
dan karena cinta tentu ingin berkorban dan bekerja demi masyarakat. Jika kader
sudah memberikan cinta, memberikan satu bakti bekerja, insya Allah masyarakat
akan harmoni. Tetapi visi pada level kader itu bersih, peduli, profesional.
Silakan antum baca di AD/ART yang sudah kita serahkan ke KPU.
Visi kedua adalah Visi Kelembagaan
Menjadi partai dakwah yang kokoh dan transformatif untuk
melayani bangsa. Jadi SDM-nya bersih, peduli, profesional itu kemudian akan
menciptakan level kedua partai dakwah yang kokoh. Pertanyaan saya, mungkinkah
partai kokoh akan tercipta kalau kadernya tidak bersih, tidak peduli dan tidak
profesional. Tidak mungkin. Jadi kalau kita ingin mempunyai partai dakwah yang
kokoh, maka harus berawal dari kebersihan kader-kadernya dan profesional dalam
bekerja. Baru partai dakwah yang kokoh dan transformatif akan tercipta.
Jadi pembinaan, kelembagaan dan kebangsaan. Itu yang
ditulis dalam platform PKS 25 tahun ke depan, mewujudkan masyarakat madani yang
adil, sejahtera dan bermartabat. Kita yakin, PKS yang kadernya bersih, peduli, profesional
kemudian memang partainya kokoh dan transformatif. Berarti kalau kokoh tidak
pernah ada gonjang ganjing dan saling sikut di dalam.Kemudian semuanya
berbicara tentang transformatif: Ishlah dan ishlah yaitu perbaikan. Masyarakat
madani yang adil, sejahtera dan bermartabat itu insya Allah akan dapat
diciptakan oleh PKS dan kader-kadernya.
Visi
keempat adalah Visi Peradaban
Ini adalah sebuah cita-cita kita agar Indonesia yang
penduduknya mayoritas muslim terbesar di dunia menjadi guru peradaban dunia, menjadi
penyokong peradaban dunia. Semua kita gaya-gayaan pakai hp, tapi buatan orang
lain. Kita hanya pengguna saja, dan tidak pernah menciptakan teknologi baru.
Kita tidak menyumbangkan apa apa pada peradaban dunia. Kita inginnya Indonesia
yang sudah madani itu kemudian adil dan sejahtera dan bermartabat itu menjadi
soko guru peradaban dunia. Teknologi baru itu nanti munculnya dari Indonesia. Ada
pemikiran baru, lahirnya dari Indonesia (muslim Indonesia), itulah yang kita
cita-citakan. Betul kata ustadz Asep tadi, terlalu mahal perjuangan kita jika
cita-citanya terlalu cetek, menempatkan 43 BCAD dari Tasik. Tapi kita punya
cita-cita besar. Ini harus menjadi sesuatu yang terus mengiang-ngiang dalam
benak kita.
Ikhwah
fillah…
Untuk itu semua, sebagai pengantar terakhir, saya
menitipkan beberapa hal, pertama luruskan niat kita, apa benar saya bicara
disini saya selalu lurus niat kita, yang tahu hanya diri kita, istri saja belum
tentu tahu. Benar tidak niat kita masih lurus. Istri saja belum tentu tahu. Maka
marilah kita terus menerus menyehatkan qalbu kita. Niat kita luruskan. Niat
yang lurus itulah Inilah modal dalam pencapaian keempat level visi. Kalau tidak
ada niat yang ikhlas dakwah ini bisa hancur. Saya sering mengatakan meskipun
kita ini jamaah manusia, kenapa dakwah ini masih tetap tegak mungkin karena
banyak orang-orang ikhlas disini dan kita tidak tahu siapa yang ikhlas disini,
diri kitakah? antum semuakah? yang tahu hanya Allah SWT. Apakah otomatis yang
duduk di DPR itu yang paling ikhlas? belum tentu, itu semua ada di tangan Allah
SWT. Tugas kita adalah bagaimana betul-betul kita menata hati.
Kedua,
rapatkan barisan. Jadi kokohkan barisan kita, seperti yang saya katakan bahwa
kita harus betul betul menciptakan ukhuwah yang baik, jangan saling sikut, apalagi
disampaikan ustadz Asep tadi mengenai sistem pemilu yang terbuka, proporsional
terbuka yang otomatis suara terbanyak. Itu kan kalau tidak dikelola dengan baik
maka perasaan yang baik dan ikhlas. Maka jangankan dengan partai lain, sesama
kita saja bertarung. Ini saya tidak akan cerita dimananya. Namun ada diantara
kita yang saling tempel-tempel foto. Foto kader kita ditempel sama foto kader
kita juga. Ini kalau sudah begini, menurut saya, yang kasihan itu kader
sendiri. Ternyata yang diberi amanah oleh kader itu justru tidak baik. Saya
yakin di Tasikmalaya tidak ada. Maka tingkatkan ukhuwah. Maka PKS kemarin
berjuang dengan sistem proporsional tertutup, sehingga tidak ada saling sikut.
Ketiga,
bekerja, bekerja dan bekerja. Kita harus semakin mendekatkan diri pada
masyarakat, jangan menjauh dari masyarakat. Tidak boleh jika masyarakat disana
dan kita disini. Kita ini berasal dari masyarakat, bukan dari langit. Kita
mendapatkan amanah jadi pimpinan bukan karena dari langit. Kita ini bersama
mereka tadinya.Kita berbuat dan bekerja bersama mereka. Kita harus bersama
mereka. Dalam konteks bekerja ini selain kita bekerja dengan baik dan bersama
masyarakat. Ada satu hal yang ingin saya titipkan, Ustadz Asep mengatakan
tantangan 2004, berita dari pusat dari 1999 sampai 2004 itu membuat kita
bangga, aman-aman saja. Lalu 2009 kita mulai mendapat tantangan karena
pertarungan ini semakin sengit. Karena kita sadar kita ini sedang berdakwah
dalam menegakkan kebenaran, maka pertarungannya akan kuat.
Karena
itu dalam bekerja harus perlu kalkulasi, harus menyadari kelemahan dan jangan
sembrono dalam bekerja. Teman-teman kita ini karena punya hp, kadang-kadang
obrolan apa saja disebar, niatnya sih bagus karena ingin bekerja dan menghemat
tapi tidak pada tempatnya. Ini menjadi makanan empuk mangsa bagi orang-orang
yang menginginkan PKS hancur. Harus hati-hati. Kita tidak punya kelemahan saja
dicari-cari, apalagi kalau kita punya persoalan. Ada operasi cumi-cumi yang
kerjaannya mencari-cari kesalahan orang. Pertama luruskan niat, rapatkan
barisan, bagaimana antum membuat perencanaan matang dan bekerja. []
Sumber: Rangkuman orasi Ust. Shohibul Iman dalam Temu Kader se-Tasikmalaya
0 komentar :
Posting Komentar