NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

Spasi Kehidupan

26/03/13


Oleh Ust. Abdullah Haidir


Dulu, kita pernah diajarkan bahwa rel kereta itu harus diberi jarak /spasi satu sama lain, agar tersedia ruang utk memuai. Spasi dalam tulisan juga dibutuhkan untuk keindahan dan kemudahan memahami. Bayangkan kalau tulisan tidak ada spasinya. Begitulah kurang lebih yang juga kita butuhkan dalam hidup ini: spasi kehidupan. Ruang yang harus kita kosongkan untuk diisi sesuai kebutuhan.

Hidup ini sangat beragam, berwarna, berkelindan, penuh konsideran. Beratlah kala dipahami mutlak-mutlakan, serba dikotomis dan hitam putih. Spasi dalam kehidupan dapat kita maknai sebagai ruang permakluman, toleransi, ruang diskusi, mencari konsideran, mencari hikmah, dan lain-lain. Ketika kita melihat anak istri tidak menurut, langsung kita vonis mereka durhaka, itu pertanda kita tidak punya spasi kehidupan. Tapi, jika di tengah kekecewaan menghadapi hal tsb, kita tetap memberi ruang untuk memahami alasan mereka bersikap seperti itu, itulah spasi kehidupan.

Ibnu Mubarak berkata, “Jika istri dan hewan tunggangan saya tidak menurut, saya melihatnya sebagai indikasi ketakwaan yang sedang turun.” Ketika kita memuji seseorang, jangan lupa sediakan spasi dalam diri kita tentang sisi kemanusiaannya yang berpotensi salah dan khilaf. Sehingga jika memang suatu saat ada kesalahan yang terbukti dia lakukan, kita tidak berapologi atau berbalik 180 derajat memusuhinya.

Pun sebaliknya, jika kita tidak menyukai sikap seseorang, hendaknya tetap memberikan spasi untuk memahami alasannya, latar belakangnya, atau lainnya. Apalagi kalau masalahnya sangat terbuka untuk memberikan ruang interpretasi dan yang menyampaiknnya memilki kapasitas ilmu dan pengalaman.

Ketiadaan spasi kehidupan inilah yang menjadikan setiap perbedaan berujung dengan benturan, kata-kata keji atau bahkan kekerasan, dalam semua dimensi. Spasi kehidupan ini bukan berarti tidak punya prinsip. Prinsip itu harus, tapi terukur, tidak membabi buta serta tetap menghormati pihak lain.


Disarikan dari kultwitt  @abdullahhaidir1

Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .