Oleh: @hafidhuddin
Dakwah
merupakan tugas utama dari kita semua sebagai seorang Muslim. Dakwah ini dalam
arti dan lingkup yang luas, bukan semata-mata ceramah saja. Hal ini sudah
dicontohkan dari Rasul yang pertama kali diutus kepada manusia. Mereka
mengemban amanah utama, yaitu melakukan dakwah. Tanpa dakwah, mustahil kita
akan mendapatkan masyarakat yang baik. Karena memang tujuan dari dakwah adalah
untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Perbaikan ini meliputi akidah, akhlak,
hubungan antar sesama manusia, ekonomi, sosial, dan masih banyak lagi. Karena
dakwah ini meng-cover seluruh aspek kehidupan, seperti ajaran Islam yang
bersifat syumuliah (kaffah). Maka,
sekali lagi dakwah bukan hanya ceramah, tapi juga memperbaiki keadaan secara
nyata dalam kehidupan masyarakat.
Kita
bisa melakukan dakwah dengan menggunakan peran kita masing-masingdi tengah
masyarakat. Melalui lisan, tulisan, perbuatan, dan lain-lain. Juga melalui
pintu ekonomi, budaya, media, jabatan, dan masih banyak lagi. Yang penting kita
menjadi pemain d dalam dunia dakwah, bukan jadi penonton. Jadilah pemain aktif
di dalam kegiatan dakwah, bukan hanya sebagai penonton agar tujuan untuk
mencapai masyarakat yang baik dapat terealisasi.
Paling
tidak, ada dua hasil yang dicapai dari kegiatan dakwah: “Khoiru ummah” (umat yang berkualitas) dan “Al-Falah” (kebahagiaan hakiki).
Predikat
“khoiru-ummah” atau ummah yang terbaik mrpkn akibat jika kita melaksanakan amar
ma'ruf nahi munkar. Yaitu saling
menasihati di dalam kebaikan, dan mencegah dari kemunkaran. Itulah dakwah. Maka,
sekecil apapun peran kita, ambillah bagian dari dakwah untuk selagi
mengingatkan di dalam kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Al-Falah atau
kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat akan mampu kita capai melalui
dakwah. Agar kita menjadi orang yang beruntung. Seperti yang Allah gambarkan di
dalam QS. Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
“Dan hendaklah
di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kpd kebajikan, menyuruh
berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung.” (3:104)
Sebaliknya,
jika kita diam, apatis dan masa bodoh dalam kegiatan dakwah ini, maka akan ada
minimal dua dampak negatifnya, yaitu: Pertama, yang menjadi pemimpin di antara
kita adalah pemimpin yang buruk, yang tidak berakhlak, yang tidak amanah.
Kedua, doa orang mu'min tidak akan dikabulkan oleh Allah swt, jika kita hanya
diam dan tidak mau berdakwah.
Maka,
hanya ada dua pilihan yaitu aktif di dalam kegiatan amar ma'ruf nahi munkar
atau kita akan dapatkan dua dampak negatif tersebut. Agar dakwah ini berhasil, maka minimal ada
dua cara yang harus dilakukan, yaitu: merujuk pada pedoman dan tidak dilakukan
sendirian. Dakwah yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan dan landasan
yang ada. Tidak boleh asal-asalan dan mengedepankan logika semata.
Misalnya,
dakwah Nabi Musa yang sesuai dengan Taurat, Rasulullah yang sesuai dengan
Al-Quran.
“Katakanlah
(Muhammad), 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mngjak (kamu)
kepada Allah dengan yakin Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang
yang musyrik.” (Q.S. 12: 108)
Maka,
lakukan dakwah sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan as-Sunnah. Yaitu tujuannya
agar memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat. Agar masyarakat paham dan
mampu mengimplementasikan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari. Agar
masyarakat lebih mencintai Islam.
Ingatlah,
dakwah bukan untuk mencari popularitas ataupun mdapatkan balasan dunia semata.
Tapi untuk perbaikan masyarakat ke arah yang lebih baik, yang Allah ridhai.
Jadi hanya untuk Allah-lah dakwah ini dilakukan. Jika ada da'i yang mendapatkan
popularitas di jalan dakwah, maka itu hanyalah bagian dari anugerah Allah, efek
samping saja, dan bukan tujuan. Tapi jangan sampai menimbulkan fitnah karena
popularitas tersebut.
Cara
dakwah yang kedua yaitu lakukan dakwah secara berjamaah, jugan lakukan
sendirian. Dakwah harus ada barisan dan kader. Misalnya dakwah Nabi Musa yang
dibantu Allah swt melalui Nabi Harun. Nabi Harun merupakan wazir (penolong) yang dikirim Allah. Dengan berjamaah, maka akan
saling menolong, membantu, mengingatkan, dan tidak mudah putus asa apapun
tantangan yang dihadapi.
Tantangan
dakwah begitu besar, dan itu sudah merupakan sunatullah. Maka dengan berjamaah,
kita akan menjadi lebih kuat dan tidak mudah bosan berjuang. Jika dakwah
dilakukan sendirian, maka akan terjadi fitnah dan kekacauan di muka bumi,
sesuai dengan Q.S. Al-Anfaal: 73.
“Dan
orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah (selagi melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi
dan kerusakan yang besar.”
Maka,
marilah menjadi pemain aktif di dalam dakwah ini. Ambillah peran di dalam
masyarakat. Karena watak dari mu'min adalah selalu terlibat di dalam masyarakat
(tidak anti sosial) dan memberikan warna (pengaruh baik) dalam masyarakat.
Peran ini dapat dilakukan dari lingkungan terdekat. Seperti orang tua yang
mengemban tugas utama di dalam mendidik anak. Semoga bermanfaat dan memotivasi
kita agar mau terlibat aktif di dalam amar ma'ruf nahi munkar. Aamiin. Wallahua'lam
bi ash shawwab. []
0 komentar :
Posting Komentar