Bismillahirrahmaanirrahiim
Siapakah
manusia yang senantiasa didoakan para malaikat? Mereka adalah yang mengakui
Allah sebagai Rabbnya dan para malaikat akan berdatangan, silih berganti terus-menerus
tak putus-putus kepada orang-orang yang istiqomah seraya mendoakan: “Janganlah
kalian takut, dan janganlah sedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah
dijanjikan.” Hal tersebut termaktub dalam Q.S. Fushilat ayat 30.
Dengan
redaksi yang mirip juga terdapat di ayat yang lain. Tentu saja doa para malaikat doa yang makbul, yang
diistijabah. Orang-orang yang istiqomah akan menuai doa para malaikat tadi.
Mereka akan menjadi orang-orang yang tak punya rasa takut. Orang-orang yang istiqomah
tak takut mati dan tak takut hidup. Kalaupun ada rasa takut pada diri orang-orang
yang istiqomah hanyalah takut su'ul
khatimah dan tak masuk surga. Karenanya orang-orang yang istiqomah menjadi
pemberani. Mereka berani hidup sederhana ataupun hidup kaya, tanpa korupsi.
Karakter pemberani yang dimiliki oleh orang-orang istiqomah ini membuat mereka layak memimpin dunia. Sejarah telah membuktikan. Ya, doa para malaikat adalah doa yang makbul, yang diistijabah. Orang-orang yang istiqomah akan menuai doa para malaikat tadi. Mereka akan menjadi orang-orang yang tak punya rasa sedih. Orang-orang yang istiqomah menjadi kawan karib kebahagiaan. Mereka mensyukuri hidup. Apa lagi diberi jodoh, ditakdirkan tak berjodoh pun orang-orang yang istiqomah selalu happy. Sebab mereka yakin dijodohkan dengan pasangan surgawi.
Orang-orang yang istiqomah tak meremehkan hal-hal yang kecil, tetapi tak membesar-besarkannya. Segala mushibah dihadapi dengan sabar. Bahagia tentu. Orang-orang yang istiqomah pandai mensyukuri hal-hal yang kecil, yang karenanya mengalir terus nikmat tak henti-henti. Mereka selalu bahagia dalam setiap keadaan. Sebab saat naas mereka sabar, saat menerima anugerah mereka syukur. Merekalah orang yang bahagia di atas bahagia. Mendapatkan kebahagiaan berlipat-lipat. Itu semua karena mereka optimis dengan surga yang dijanjikan Allah. Terbayang di pelupuk orang-orang yang istiqomah tempat yang lebih indah dri Raja Ampat.
Orang-orang yang istiqomah mampu “melihat” penduduk surga sedang bersilaturahim dan bercakap-cakap. “Terlihat” hidangan lezat yang tak habis-habis. Dan pasangan surgawi yang selalu bertambah ganteng/cantik setiap hari. Penuh pesona tiada tara. Semua itu menjadikan orang-orang yang istiqomah optimis menjalani hidup, yang mereka tunjukkan dengan kerja keras dan kerja cerdas yang ikhlas.
Adapun tantangan mereka telah siap menghadapi. Bukankah mereka yang istiqomah telah membaca janji-Nya dalam Q.S. Fushilat 31: “Kamilah pelindung-pelindung kalian pada kehidupan di dunia dan di akhirat...” Ini membuat mereka siap hadapi raja bengis selalim fir’aun sekalipun. Bekingan mana yang lebih hebat dari bekingan Allah? Tentu tak ada yang mampu menandingi.
Perhatikan bagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim AS menjadi dingin karena bekingan Allah terhadap sang nabi yang istiqomah. Perhatikan bagaimana “tsunami” tepat terjadi saat Nabi Musa AS sampai di laut merah hingga terbelah jalan untuk orang-orang istiqomah untuk selamat. Dengan bekingan Allah SWT, maka Nabi Musa AS beserta umatnya selamat dan fir'aun tenggelam di laut merah. Dengan bekingan Allah, Nabi Yusuf AS selamat saat dibuang di sebuah sumur. Bahkan Allah anugerahi sebagai Menteri Keuangan Mesir. Dengan bekingan Allah, Nabi Daud AS yang istiqomah mengalahkan Jalut (Goliath) yang perkasa.
Karakter pemberani yang dimiliki oleh orang-orang istiqomah ini membuat mereka layak memimpin dunia. Sejarah telah membuktikan. Ya, doa para malaikat adalah doa yang makbul, yang diistijabah. Orang-orang yang istiqomah akan menuai doa para malaikat tadi. Mereka akan menjadi orang-orang yang tak punya rasa sedih. Orang-orang yang istiqomah menjadi kawan karib kebahagiaan. Mereka mensyukuri hidup. Apa lagi diberi jodoh, ditakdirkan tak berjodoh pun orang-orang yang istiqomah selalu happy. Sebab mereka yakin dijodohkan dengan pasangan surgawi.
Orang-orang yang istiqomah tak meremehkan hal-hal yang kecil, tetapi tak membesar-besarkannya. Segala mushibah dihadapi dengan sabar. Bahagia tentu. Orang-orang yang istiqomah pandai mensyukuri hal-hal yang kecil, yang karenanya mengalir terus nikmat tak henti-henti. Mereka selalu bahagia dalam setiap keadaan. Sebab saat naas mereka sabar, saat menerima anugerah mereka syukur. Merekalah orang yang bahagia di atas bahagia. Mendapatkan kebahagiaan berlipat-lipat. Itu semua karena mereka optimis dengan surga yang dijanjikan Allah. Terbayang di pelupuk orang-orang yang istiqomah tempat yang lebih indah dri Raja Ampat.
Orang-orang yang istiqomah mampu “melihat” penduduk surga sedang bersilaturahim dan bercakap-cakap. “Terlihat” hidangan lezat yang tak habis-habis. Dan pasangan surgawi yang selalu bertambah ganteng/cantik setiap hari. Penuh pesona tiada tara. Semua itu menjadikan orang-orang yang istiqomah optimis menjalani hidup, yang mereka tunjukkan dengan kerja keras dan kerja cerdas yang ikhlas.
Adapun tantangan mereka telah siap menghadapi. Bukankah mereka yang istiqomah telah membaca janji-Nya dalam Q.S. Fushilat 31: “Kamilah pelindung-pelindung kalian pada kehidupan di dunia dan di akhirat...” Ini membuat mereka siap hadapi raja bengis selalim fir’aun sekalipun. Bekingan mana yang lebih hebat dari bekingan Allah? Tentu tak ada yang mampu menandingi.
Perhatikan bagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim AS menjadi dingin karena bekingan Allah terhadap sang nabi yang istiqomah. Perhatikan bagaimana “tsunami” tepat terjadi saat Nabi Musa AS sampai di laut merah hingga terbelah jalan untuk orang-orang istiqomah untuk selamat. Dengan bekingan Allah SWT, maka Nabi Musa AS beserta umatnya selamat dan fir'aun tenggelam di laut merah. Dengan bekingan Allah, Nabi Yusuf AS selamat saat dibuang di sebuah sumur. Bahkan Allah anugerahi sebagai Menteri Keuangan Mesir. Dengan bekingan Allah, Nabi Daud AS yang istiqomah mengalahkan Jalut (Goliath) yang perkasa.
Saya pernah
merasakan bekingan Allah ketika dikeroyok, dihajar, dan dipukuli copet di KRL.
Padahal saya baru belajar untuk istiqomah. Bekingan Allah SWT tersebut
merupakan sesuatu yang diturunkan min
ghafurin rahiim. Indah sekali penyebutan asma Allah Al-Ghafur dan Ar-Rahim
pada Q.S. Fushilat ayat 32. Mengisyaratkan orang-orang yang istiqomah tetap
dapat tersalah karena dengan istiqomah tetap tak menjadikan mereka sebagai
malaikat, melainkan tetap manusia biasa. Penyebutan asma Allah Ar-Rahim mengisyaratkan orang-orang istiqomah
adalah orang-orang yang istimewa di sisi Allah sehingga pantas dapatkan kasih
sayang khusus. Karena pantas dapat kasih sayang khusus, maka pantaslah mereka
dapat bekingan Allah SWT.
Jadi, luar biasa ya kedudukan orang-orang yang istiqomah. Enak dong kalau begitu?. Tentu saja enak. Tapi itu semua hadiah atas amal terbaik yang mereka lakukan. Amal terbaik apakah itu? QS Fushilat 33 menjawabnya. Itulah amal dakwah. Tentu dakwah piro2 wani bukan dakwah “wani piro”.
Dakwah ini tidak identik dengan tabligh/taklim. Esensi dakwah adalah ajakan untuk ta'at kepada Allah, bisa melalui diskusi atau twit. Karena itu, marilah berdakwah. Mulai dari dakwah terhadap sekitarnya. Bisa dengan dakwah bil uswah, dengan keteladanan. Diam tapi ok.
Jadi, luar biasa ya kedudukan orang-orang yang istiqomah. Enak dong kalau begitu?. Tentu saja enak. Tapi itu semua hadiah atas amal terbaik yang mereka lakukan. Amal terbaik apakah itu? QS Fushilat 33 menjawabnya. Itulah amal dakwah. Tentu dakwah piro2 wani bukan dakwah “wani piro”.
Dakwah ini tidak identik dengan tabligh/taklim. Esensi dakwah adalah ajakan untuk ta'at kepada Allah, bisa melalui diskusi atau twit. Karena itu, marilah berdakwah. Mulai dari dakwah terhadap sekitarnya. Bisa dengan dakwah bil uswah, dengan keteladanan. Diam tapi ok.
Apa sih yang
membuat dakwah menjadi amal terbaik?
Pertama,
tentu karena output dari dakwah ini menambahkan iman. Ini penting. Kedua,
karena dakwah membuat para dainya selalu memikirkan cara terbaik, baik
sikap/perilaku. Ini nilai tambah yang hebat.
Q.S. Fushilat 34: “Dan jangan kamu
samakan kebaikan itu dengan keburukan ...” Para dai diharapkan memilih
metode dakwah terbaik. Para dai
diharapkan memilih cara-cara terbaik (ahsan). Kalau perlu antara ia dan “musuh”
bisa seperti kawan akrab. Ini perlu karena secara psikologis, bila orang sudah
merasa jadi “musuh” akan cenderung tidak mau mendengarkan argumen
lawannya. Ini tentu bukan hal yang
mudah. Cara terbaik memang punya kesulitan tersendiri. Nah, para dai mesti
berusaha menguasainya. Karena itulah para dai akan tampil mempesona sebab
karena kemampuan merekaa mengekspresikan sikap terbaik bahkan kepada “musuhnya”.
Perhatikan bagaimana Nabi SAW hanya meminta para sahabat mengguyur lantai masjid yang dikencingi orang badui. Sabar bener. Juga ketika Nabi SAW justru mnjenguk yahudi yang sedang sakit meskipun yahudi itu selalu mengganggunya. Anaknya pun Islam jadinya. Meskipun sulit, kita tidak boleh menyamakan kebaikan dengan keburukan. Tetaplah istiqomah berbuat terbaik. Sebisanya. Latihlah.
Lalu modal penting apa untuk dapat lakukan terbaik? Q.S. Fushilat 35 mnyatakan hanya orang-orang sabar dan memiliki keutamaanlah yang bisa istiqomah. Karenanya para dai mesti belajar sabar. Perlu terus saling menasihati untuk berlaku sabar agar mampu istiqomah. Akankah setan-setan membiarkan para dai mendapatkan kemampuan bersabar? Tidak. Sebab setan-setan tak ingin proyek istiqomah ini berhasil. Mereka akan berusaha menggoda para dai untuk hilang kesabaran, hingga para dai tak memiliki kualitas untuk jadi orang yang istiqomah.
Karena itu, Allah SWT mengingatkan para dai khususnya untuk berta'awudz, berlindung kepada Allah dari godaan-godaan setan, agar berhasil istiqomah. Hanya kekuatan Allah SWT-lah yang mampu melindungi para dai dari godaan-godaan setan hingga mereka mampu istiqomah.
Semoga kita semua dikaruniai kemampuan untuk senantiasa berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan. Semoga kita semuanya senantiasa berada dalam jalan terbaik, yaitu jalan dakwah, sebagai ekspresi istiqomah. Semoga kita semuanya mendapatkan keistimewaan istiqomah berupa hilangnya rasa takut, hilangnya rasa sedih, dan optimis masuk surga. Semoga kita semuanya menjadi orang-orang yang layak dapat bekingan Allah SWT, baik di dunia dan di akhirat… Aamiin. Sekian ■
Perhatikan bagaimana Nabi SAW hanya meminta para sahabat mengguyur lantai masjid yang dikencingi orang badui. Sabar bener. Juga ketika Nabi SAW justru mnjenguk yahudi yang sedang sakit meskipun yahudi itu selalu mengganggunya. Anaknya pun Islam jadinya. Meskipun sulit, kita tidak boleh menyamakan kebaikan dengan keburukan. Tetaplah istiqomah berbuat terbaik. Sebisanya. Latihlah.
Lalu modal penting apa untuk dapat lakukan terbaik? Q.S. Fushilat 35 mnyatakan hanya orang-orang sabar dan memiliki keutamaanlah yang bisa istiqomah. Karenanya para dai mesti belajar sabar. Perlu terus saling menasihati untuk berlaku sabar agar mampu istiqomah. Akankah setan-setan membiarkan para dai mendapatkan kemampuan bersabar? Tidak. Sebab setan-setan tak ingin proyek istiqomah ini berhasil. Mereka akan berusaha menggoda para dai untuk hilang kesabaran, hingga para dai tak memiliki kualitas untuk jadi orang yang istiqomah.
Karena itu, Allah SWT mengingatkan para dai khususnya untuk berta'awudz, berlindung kepada Allah dari godaan-godaan setan, agar berhasil istiqomah. Hanya kekuatan Allah SWT-lah yang mampu melindungi para dai dari godaan-godaan setan hingga mereka mampu istiqomah.
Semoga kita semua dikaruniai kemampuan untuk senantiasa berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan. Semoga kita semuanya senantiasa berada dalam jalan terbaik, yaitu jalan dakwah, sebagai ekspresi istiqomah. Semoga kita semuanya mendapatkan keistimewaan istiqomah berupa hilangnya rasa takut, hilangnya rasa sedih, dan optimis masuk surga. Semoga kita semuanya menjadi orang-orang yang layak dapat bekingan Allah SWT, baik di dunia dan di akhirat… Aamiin. Sekian ■
Disarikan dari kultwit @dedhi_suharto
0 komentar :
Posting Komentar