Lihatlah Kenapa Kita Mungkin Kewalahan di Masa Depan
Jangan pernah lupa: dakwah ini berbasis kaderisasi. Jika ada yang berupaya mencemarkan nama baiknya, tak akan semudah itu kader berhamburan dan lari. Sebab, dalam kaderisasi, ada asas yang dibangun. Pondasi yang dikuatkan. Dan pemahaman. Selalu tentang itu.
Sayangnya, dakwah ini juga dihadapkan pada tantangan yang menyedot kadernya untuk bekerja. Untuk berharmoni dengan cinta. Namun, simaklah ke bawah:
Seberapa banyak kader baru yang lahir dari rahim tarbiyah?
Tak bisa menutup mata, seiring dengan percepatan dan kebutuhan, kian minim kegiatan menanamkan pemahaman di level produksi kader. Akibatnya, kader lama habis diberdayakan, kader baru belum matang dimaksimalkan--walau standarnya pas-pasan.
Harusnya... ya, harusnya ini jadi teguran: hey, sudah waktunya kembali lagi mengurusi kaderisasi. Lihatlah bagaimana dakwah dipingpong, dan siapa pembelanya? Bukan mereka yang terjaring lewat seruan pragmatis, tapi lagi-lagi mereka yang dibina dan ditempa bertahun-tahun. Mereka yang hanya tahu kulit dakwah ini akan sengit, sinis, saat fitnah baru saja datang. Padahal yang lama berjibaku di dalam sudah mengenali seluk beluk dan apa yang musuh upaya jatuhkan. Siap membela karena lahir dari pembinaan yang istimrar. Dari al-harakah al-mustamirah. Gerakan yang berkelanjutan.
Ya ayyuhal ikhwah, di samping mengatasi masalah hari ini, kembali... ayo kembali: ke basis kaderisasi. Jika ini tidak jadi fokus besar kita, maka suatu saat, ketika hari yang lebih parah dari beberapa hari ini datang, tak ada lagi yang berdiri dan membela. Karena yang tersisa adalah kader-kader yang kian menua, menyisakan generasi penerus yang lemah di belakangnya. Tidaklah kita belajar dari al-Quran, yang berkata:
"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadany, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya" (Q.s. at-Taubah [9]: 122).
Mari belajar dari peristiwa ini. Kaderisasi tak boleh dikerjakan setengah-setengah lagi...
Penulis: Asa Mulchias
0 komentar :
Posting Komentar