NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

PKS (Tak) Lagi Fokus Pemilu 2014?

21/02/13


Bayu | kompasiana

Sejak dijadikannya LHI,mantan Presiden PKS, sebagai tersangka percobaan penyuapan impor sapi, PKS sepertinya tak lagi fokus pemilu 2014. Ada beberapa hal yang menjadi tanda kondisi ini, yaitu :

1. Pergantian kepemimpinan.
Kurang dari 24 jam setelah penetapan LHI sebagai tersangka pada Rabu (30/01) malam. LHI langsung mengundurkan diri pada Kamis (31/01) sore. Sehingga pejabat Presiden PKS menjadi kosong. Sebuah lembaga/perusahaan akan terguncang apabila pucuk pimpinannya kosong, apalagi jika hal tersebut terjadi akibat kasus hukum. PKS yang selama ini solid juga terguncang, beberapa kader keheranan dan galau dengan status tersangka LHI pada Rabu (30/01) malam tersebut. Mereka tidak menyangka dan bingung apabila kelak ditanya oleh kader, simpatisan atau masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Masa keguncangan tersebut ternyata tidak lama, kurang dari 24 jam dari pengunduran LHI, PKS sdh memiliki Presiden partai yang baru.

Majelis Syuro (lembaga tertinggi semacam MPR di PKS) menyepakati M. Anis Matta sebagai Presiden PKS yang baru pada Jumat (01/02) siang. Jabatan Sekjen PKS pun beralih kepada M Taufiq Ridho (Mantan Ketua DPW PKS Jawa Barat yang memenangkan Aher pada 2008). Ada yang berpendapat bahwa keputusan yang diambil sangat cepat ini terkesan terburu-buru. Tetapi sebagian pengamat dan ahli menganggap bahwa disinilah kelebihan PKS dibandingkan partai-partai lain.


Mereka tidak memiliki sifat yang meng-kultus-kan seorang individu sekalipun itu seorang Presiden partai. Tidak ada perpecahan di internal partai, bahkan mereka lebih solid. Mereka sangat profesional, kasus hukum LHI diserahkan kepada kuasa hukum, sedangkan struktur partai ditingkat pusat hingga ranting/desa/kelurahan tetap bekerja melayani masyarakat. Mereka tidak perlu mengadakan Kongres/Muktamar/Rapimnas untuk proses penggantian kepemimpinan yang menyedot dana, waktu atau bahkan menimbulkan adu kuat kubu internal.

2. Fokus pembenahan internal.
Dijadikannya LHI sebagai tersangka menjadi pukulan berat bagi PKS yang selama ini mengusung slogan Bersih, Peduli dan Profesional. Anis Matta sebagai Presiden baru menyerukan Pertobatan Nasional. Menurutnya mungkin saja ada kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan atau ada kekurangan dari apa yang telah terjadi. Sehingga pertobatan ini sebagai sarana mengevaluasi dan melakukan pembenahan internal.

Seruan ini seolah menandakan PKS akan lebih fokus pada kondisi internal dibandingkan keinginan untuk menarik pemilih diluar lingkar pengaruh PKS. Sehingga perkembangan / peningkatan pemilih PKS cukup diragukan. PKS lebih fokus untuk melakukan konsolidasi internal dan merawat soliditas kader. Mereka berharap bahwa soliditas internal sebagai pondasi untuk melakukan kerja-kerja besar selanjutnya.

Dengan soliditas internalnya yang kuat, PKS menjadi satu-satunya partai yang tegar di saat partai-partai lain karam diterjang Tsunami SBY/PD pada Pemilu 2009. Sebagian ahli/pengamat menilai langkah kedua PKS ini juga tepat setelah melakukan pergantian kepemimpinan dengan tradisi dan cara yang berbeda dari partai lain.

3. Mundurnya Anis Matta sebagai Wakil Ketua DPR.
Saat terpilih sebagai Presiden PKS, Anis Matta langsung menyatakan akan mengundurkan diri sebagai Wakil Ketua DPR. Bahkan kursi anggota DPR RI pun ia tinggalkan. Berbeda dengan Anas Urbaningrum yang mundur saat terpilih sebagai Ketua Umum PD di tahun 2010 pada saat PD baru saja memenangi Pemilu. Anis Matta justru meninggalkan kursi tersebut ketika PKS tersandung masalah dan waktu kurang 2 tahun sebelum Pemilu 2014. Biasanya di masa-masa seperti ini para petinggi parpol justru mengincar kursi empuk maupun ‘area basah’ sebagai sarana untuk pengumpulan dana operasional pemilu.


Sangat terlihat, bahwa Anis Matta sangat ingin memperkuat internal PKS dengan mundurnya ia dari kursi DPR RI. Hal ini juga secara otomatis menjauhkan dirinya sebagai Presiden PKS dari sorotan media yang selama ini juga menempatkan PKS sebagai ‘objek penderita’ dalam sebagian headlinenya. Karena prinsip ‘Bad News is Good News’ sangat berlaku bagi PKS, tetapi tidak bagi partai lainnya. Saat PKS diterpa isu korupsi, laporan mantan anggota yang menyerang pimpinan PKS, maka media beramai-ramai mem-blow up-nya berhari-hari dan menjadi headline. Akan tetapi ketika kasus-kasus tersebut tidak terbukti dan ditolak oleh lembaga hukum baik pengadilan bahkan MA, hanya sedikit tampil atau bahkan tidak ditampilkan sama sekali.

Ya, pengunduran diri dalam rangka menghindari rangkap jabatan bagi pimpinan PKS adalah sebuah tradisi lain di partai ini. Sejak Nur Mahmudi Ismail diangkat menjadi Menteri Kehutanan era Presiden Gus Dur, Hidayat Nur Wahid sebagai Ketua MPR 2004 - 2009, dan Tifatul Sembiring sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi era SBY, semua Presiden PKS tersebut mengundurkan diri dari kursi Presiden. Dan kini Anis Matta mengundurkan sebagai Wakil Ketua DPR RI di saat dirinya diberi amanah Presiden PKS. Sepertinya para pemimpin PKS menyadari dan menghindari adanya konflik kepentingan apabila rangkap jabatan pejabat tinggi negara dan pimpinan partai.

4. Kunjungan Anis Matta ke beberapa provinsi.
Seperti proses pemilihan Presiden baru setelah pengunduran diri LHI, Anis Matta tidak perlu waktu lama untuk melakukan kunjungan. Kurang dari 14 hari, Anis Matta telah mengunjungi 6 provinsi besar se-Indonesia. Hal ini dilakukan juga dalam rangka konsolidasi internal menghadapi kondisi terkini di PKS. Sehingga Anis Matta merasa perlu untuk berkunjung sekaligus menyemangati para kadernya. Setelah memukau masyarakat Indonesia melalui orasinya saat terpilih sebagai Presiden PKS tanggal 1 Februari 2013 yang disiarkan langsung oleh 2 stasiun TV berita TVONE dan Metro TV (keduanya dimiliki oleh kompetitor politik PKS yaitu Golkar dan Nasdem), Anis Matta langsung mendapat simpati dari kader, simpatisan bahkan para pemilih yang selama ini tidak menyukai PKS.


Ternyata hal ini tidak hanya terjadi saat orasi pertama di Jakarta, basis kuat PKS (pemenang saat 2004 dan juara 2 di 2009). Tetapi para kader, simpatisan dan masyarakat sekitar bahkan wisatawan asing juga menghadiri dan mengikuti Orasi Anis Matta baik secara live maupun melalui rekaman yang bisa kita dapatkan di portal youtube.com. Maka, Jawa Barat pada hari Minggu (03/02) sebagai basis tradisional Golkar, PDIP dan Demokrat menjadi tempat pertama yang Anis kunjungi. Sedangkan Sumatera Utara sebagai basis tradisional Golkar dan PPP di Pulau Sumatera dikunjunginya pada hari Senin (04/02). Jabar dan Sumut sedang menghadapi proses Pemilihan Gubernur 2013. Sehingga kedatangan Anis Matta sebagai salah satu pembangkit semangat para kader. Bahkan ia membawakan puisi Chairil Anwar. Sebagian yang menyaksikannya berorasi menyandingkan Anis Matta sebagai Soekarno Muda atau Hamka Muda atau Bung Tomo Abad 21, dll.

Tidak sampai disana, hari Jumat (08/02) Anis Matta mengunjungi DIY yang merupakan kampung halaman Amien Rais (pendiri PAN). Hari Sabtu (09/02) giliran Jatim sebagai basis PKB dan kampung halaman Soekarno (Proklamator, Presiden pertama RI serta ayah dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri) serta kampung halaman SBY (pendiri dan Ketua Dewan Pembina PD). Di hari Munggu (10/02), giliran Anis Matta pulang kampung ke Sulsel (kawasan terpadat di Indonesia bagian Timur) yang juga kampung halaman Jusuf Kalla (mantan Wakil Presiden dan juga mantan Ketua Partai Golkar). Maka kunjungan pada hari Selasa (12/02) di Bali sebagai basis PDIP menjadi penutup rangkaian kunjungan Anis Matta ke 6 provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi tersebut.

Kalau sebagian pengamat menilai bahwa kunjungan Anis Matta ini sebagai sarana konsolidasi internal PKS menghadapi ujian kasus LHI. Maka saya sebagai penulis menilai, ini adalah Serangan Cinta Anis Matta ke basis-basis ‘rival politik’ PKS. Basis ke-6 partai besar dan menengah selain PKS telah didatangi oleh Anis Matta, kemudian ia ‘menyerang’ dengan orasi yang menggetarkan para hadirin dan penonton video rekamannya, sehingga mereka terpukau dan simpati kepada PKS. Bahkan ribuan orang dari daerah mendaftarkan diri menjadi anggota PKS.





Anis Matta yang selalu mengungkapkan Salam Cinta dalam setiap orasinya membuat lokasi tempat orasinya tak cukup menampung peserta yang datang dengan kecintaan mereka. Ia yang selalu menjadikan kisah para nabi dan sahabat Rasulullah saw sebagai nilai-nilai yang menggelorakan semangat para kader untuk terus bekerja melayani masyarakat. Bahkan ia tidak segan menjadikan film Mission Imposibble 4 : Ghost Protocol sebagai media pembelajaran untuk menghadapi Pemilu ke-4 PK/PKS dengan Slogan MI 4 “No Plan, No Back Up, No Choice”.


KESIMPULAN

Ada beberapa hal yang terjadi di PKS setelah penetapan LHI sebagai tersangka kasus percobaan penyuapan dan menjadi kesimpulan penulis :

1. PKS adalah partai modern yang mampu melakukan proses-proses kerja yang sistematis, secara cepat, hemat, tidak menimbulkan konflik internal dan tidak mengandalkan (mengkultuskan) individu.
2. Soliditas internal PKS menjadi kekuatan PKS dibandingkan semua partai yang bertarung di Pemilu 2014. Karena partai lain sudah mengalami perpecahan atau perpindahan para tokohnya : Golkar yang berpecah menjadi Gerindra dan Hanura setelah pemilihan Ketua Umum 2005 kemudian dilanjutkan dengan Nasdem di 2010, PPP yang berpecah menjadi PBR, PKB yang berpecah menjadi PKNU dan PKBIB, PDIP yang berpecah menjadi PDP setelah Pemilu 2004, sebagian tokoh PAN juga ada yang bergabung dengan Nasdem serta konflik internal yang terjadi di PD sampai saat ini bahkan ada yang mengatakan sebagian sudah ada yang berpindah ke Nasdem.
3. Rangkap jabatan publik dan partai sekaligus adalah hal tabu di PKS, sehingga apabila terjadi dalam satu waktu, maka kader PKS akan segera mengundurkan diri dari salah satu jabatan tersebut.
4. Kunjungan dan orasi Anis Matta ke 6 provinsi dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut adalah sarana konsolidasi internal sekaligus ekspansi ke wilayah basis lawan politik PKS. Sehingga masa-masa ini dimanfaatkan oleh PKS untuk memperkuat internal sekaligus menarik sebanyak-banyaknya pemilih lawan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota PKS.

Kembali ke pertanyaan awal dari tulisan ini, apakah yang menimpa PKS dengan kasus percobaan penyuapan kepada LHI menjadikan PKS tidak lagi fokus Pemilu 2014 ? Apakah PKS dapat memenangkan Pemilu 2014 ?

Anis Matta mengatakan pada saat orasi di Bali bahwa, “Jadi bukan lagi sekedar memenangkan pemilu, tetapi kita harus melampaui pertanyaan tentang ‘Apakah kita siap memenangkan pemilu?’ tetapi pada pertanyaan lain ‘Apakah kita mampu memimpin republik ini ke depan?’ Jadi saudara sekalian, dengan demikian pertanyaan tentang ‘Apakah kita akan memenangkan pemilu?’ saya anggap tidak lagi relevan. Pertanyaan kita sekarang adalah ‘Ini adalah jalan kita menuju kepemimpinan.”

Maka, PKS tidak lagi memikirkan bagaimana menjadi 3 besar atau memenangkan pemilu, tetapi mereka sudah bercita-cita untuk memimpin negeri ini. Memimpin RI di 2014.
Tangerang, 19 Februari 2013. ■


Sumber:
Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .