PKS Tambora - Ketika membaca berita pagi, banyak headline koran memberitakan tentang Gubernur Riau yang juga kader Golkar ditetapkan sebagai tersangka korupsi dana PON. Tampaknya berita ini tidak heboh karena mungkin masyarakat sudah memakluminya setiap kader Golkar siap untuk di penjara karena korupsi. Mungkin akan menjadi lain ketika yang tersangkut perkara itu adalah PKS pasti akan heboh, lalu kegaduhanlah yang terjadi, dari pengamat sampai warung kopi mereka memainkan orkestra dengan berbagai kritikan,cercaan, dan Alhamdulillah, ada pula yang simpatik karena meyakini PKS adalah korban konspirasi politik.
Kita berhusnudzon saja bahwa masyarakat sebenarnya amat sangat mencintai PKS, harapan mereka ada di PKS, mereka ingin PKS tetap istiqomah berjuang untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Kritikan, cacian itu tanda cinta mereka dan itulah cara mereka mengawal keistiqomahan PKS.
Rasa cinta itu tidak selalu diungkapkan dengan kecupan, sentuhan lembut ataupun bisikan mesra. Bisa juga dengan cubitan maupun gigitan karena gemes. Rasa cinta rakyat Indonesia kepada PKS mereka wujudkan dengan kritikan,cacian, dll, karena mereka gemes dengan PKS. Jadi cinta mereka bukan cinta biasa,tapi cinta yang luar biasa. Harapan itu masih ada pada PKS sehingga mereka luapkan cinta dengan cara mereka.
Biar kuncup mekar jadi bunga sebuah artikel yang pernah di tulis oleh Anis Matta sang nakhoda baru Presiden PKS. Saya coba menuliskan ulang dengan redaksi sendiri. Cinta itu bunga, bisa tumbuh karena air dan matahari. Air menyejukkan, matahari walaupun panas bisa menggelorakan kehidupan.
Kritikan, cercaan pun bisa menjadi suatu cara untuk menggelorakan semangat PKS. Cinta butuh pengenalan tidak hanya pada titik kelemahan tapi juga titik kekuatan yang mungkin mereka tidak tahu. Sudah kenalkah mereka pada PKS yang mereka kritik dan cerca ?. Bisa jadi belum, karena mereka kenal bukan dari para kadernya tapi dari media. Sehingga hanya titik kelemahanlah saja yang mereka tahu.
Pada mulanya PKS adalah kuncup yang tertutup oleh media agar tidak berkembang. Maka tugas para kaderlah untuk meniup dan membuka kelopaknya, “Agar kuncup PKS mekar jadi bunga tiga besar”. Tugas kaderlah yang menyiram air kebaikan agar bunga itu bersemi dan juga membuka semua pintu-pintu kebaikan buat mereka rakyat Indonesia.
Hanya dengan kebaikanlah bunga-bunga cinta PKS bersemi. Hingga ungkapan hinaan,cercaan akan kehilangan maknanya manakala diliputi oleh kebaikan dan simpatik.
Wallahu a’lam bishawwab
Kartika Wanasari, 10 Februari 2013
Penulis :
Holil
seorang buruh dikawasan industri
yang cinta ilmu, gemar membaca,
mencoba menulis.
0 komentar :
Posting Komentar