Dalam menjemput kemenangan yang ‘kan datang menjelang, ada hal-hal yang mesti diperhatikan dalam diri kita, agar terus bisa bekerja dengan cinta. Sebuah nasihat yang dalam diutarakan oleh seorang ustadz, berikut petikannya :
Pertama, jangan terlalu fokus dengan sebab-sebab materi untuk mencapai kemenangan, tapi kurang fokus pada “Rabbul Asbaab” (Allah yang menjadi Tuhan/Pemilik dari sebab-sebab).
Kedua, jangan terlalu fokus dengan manajemen, idariyah, takhtith (perencanaan), tapi kurang fokus dalam hak-hak Allah. Takhtith dan manajemen baru efektif kalau dilakukan oleh tangan yang berwudhu, kening yang banyak sujud, jiwa yang khusyu’, hati yang tenang dan tunduk pada Allah. Tanpa itu, sehebat-hebatnya manajemen dan takhtith yang dilakukan takkan memberi kemenangan.
Ketiga, apa yang dianggap orang adalah nafilah (sunnah), bagi antum bernilai faridhah (wajib). Dimana posisi antum dalam tilawah minimal 1 juz sehari? Dimana posisi antum dalam raka’at-raka’at saat malam? Dimana posisi antum dalam infaq? Dimana posisi antum dalam raka’at dhuha?
Keempat, lawan politik uang yang biasa dijadikan senjata lawan-lawan politik antum dengan akhlak, dengan ukhuwwah, dan dengan ubudiyah... bukan dengan uang juga.
Kelima, senjata antum hanya dua: hubungan baik dengan Allah dan akhlak dengan manusia. Dengan itu, dua cinta berhimpun, cinta Allah dan cinta manusia. Ustadz al-Banna mengatakan: “Nahnu nuqaatil an naas bil hubb...” (kita menaklukan manusia dengan cinta).
Ust. Abdurrohman Suhaimi
0 komentar :
Posting Komentar