NEWS UPDATE :
Assalamu'alaikum,..sahabat. Terima kasih atas kunjungannya di blog media PKS Tambora. Semoga apa yang disajikan disini bermanfaat untuk anda, dan juga jalinan ukhuwah ini berkelanjutan... ■ Kabar Gembira! Kini sudah dibuka Pendaftaran Anggota Baru PKS untuk Anda, Silakan hubungi Pengurus Cabang ataupun Pengurus Ranting di kelurahan masing-masing ■ Do'akan agar PKS Terus Bekerja Untuk Indonesia ■ dengan Cinta. semangat Kerja. hadirkan Harmoni. ■ Apapun Yang Terjadi Kita Tetap Melayani #AYTKTM ■ PKS Selalu Dekat dan Melayani ■ Kobarkan Semangat Indonesia ■ Jangan lupa, 9 April 2014, pilih dan coblos PKS nomor TIGA ■ Admin menerima tulisan dari pembaca berupa tausiah, nasehat, opini, hikmah, inspirasi, resensi, motivasi, info kegiatan, acara, profil tokoh, dengan cara mengirimkannya ke alamat email: media.tambora@gmail.com ■ Terima Kasih

POSTINGAN TERBARU:

SEMANGAT

12/12/11



Oleh : Ust. Rachmat Efendi, SE

Suatu ketika saya diminta seorang ikhwah untuk memberikan taujih. Kemudian agar taujih tepat sasaran saya tanyakan apa tema yang dipilih? Kemudian ikhwah tersebut menjawab pokoknya yang bisa membangkitkan semangat.Dalam hati saya bertanya apakah para kader dakwah sekarang sudah tidak bersemangat lagi? Mudah mudahan tidak.

Ikhwah wa akhwat FiLlah…..

Semangat (dalam bahasa arab disebut hamasah) menurut bahasa Indonesia memiliki beberapa makna yaitu: (1) roh kehidupan yg menjiwai segala makhluk, baik hidup maupun mati; (2) seluruh kehidupan batin manusia; (3) isi dan maksud yg tersirat dl suatu kalimat (perbuatan, perjanjian, dsb); (4) kekuatan (kegembiraan, gairah) batin; (5) perasaan hati; (6) nafsu (kemauan, gairah) untuk bekerja, berjuang, dsb. Jika kita perhatikan bahwa semangat itu bermula dari sesuatu yang tidak tampak yaitu ruh (jiwa), batin, perasaan hati, nafsu, namun kesemuanya itu akan sangat berdampak kepada tampilan dan aktifitas kita di dalam kehidupan ini. Manakala ruh (jiwa), batin, perasaan hati, nafsu kita mencerminkan makna semangat maka akan melahirkan aktifitas yang maksimal dalam kehidupan dakwah kita.

Rasulullah SAW, kalau kita sering membaca sirah Beliau, maka akan kita dapati betapa bersemangatnya beliau dalam segala kondisi, meskipun dalam sebuah peperangan yang kondisi umat islam sudah morat marit yaitu perang Hunain sebagaimana diceritakan dalam Rasul Qudwatuna (Hatta Ya’lamu Syabaab) dan Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury sebagai berikut :

Pada malam rabu tanggal 10 Syawal, pasukan Islam tiba di Hunain. Sementara itu Pemimpin kaum kuffar Malik bin Auf dan bala tentaranya lebih dahulu tiba di sana. Dia memencarkan pasukan dan menempatkan mereka disetiap jalan masuk, di celah-celah bukit dan celukan yang tersembunyi. Dia memerintahkan menyerang pasukan muslimin selagi sudah tampak, lalu semuanya sudah siap dengan serentak.

Menjelang subuh Rasulullah saw mempersiapkan pasukan, menyerahkan dan membagi-bagi tugas diantara mereka. Saat itulah pasukan muslimin mendapat serangan secara mendadak oleh pasukan pemanah dari kaum kuffar, hingga membuat mereka mundur ke belakang, lari kocar-kacir, seorangpun dari mereka tidak mempedulikan lagi temannya. Inilah suatu kekalahan yang sulit dipercaya, karena mereka menganggap akan menang. Sebab jumlah tentara muslimin saat itu mencapai dua belas ribu orang. Sementara itu pasukan musuh menurut Abu Hadrad seorang intel Rasulullah kala itu mengatakan, kebanyakan di antara mereka kaum wanita dan anak-anak. Karena Malik bin Auf ingin melibatkan seluruh kabilahnya untuk berperang.

Peperanganpun masih memanas, disaat itu pula waktu yang sangat keritis yang dialami Rasulullah saw sambil berbelok ke arah kanan lalu berseru, “kemarilah wahai orang semua, aku adalah Rasulullah, aku adalah Muhammah bin Abdullah.” Namun mereka tidak mempedulikan lagi. Yang ada di benak mereka adalah keinginan untuk melarikan diri.Sehingga yang menyisa di tempat beliau hanya beberapa orang muhajirin dan sanak keluarga beliau.

Pada saat itulah tampak betapa hebat keberanian Rasulullah saw yang tiada tandingan. Salah seorang di samping beliau yang setia adalah paman beliau, Al-Abbas sambil memegang pelana bughal Rasulullah saw. Dan Rasulullah saw pun memacu bughalnya ke arah musuh sambil berkata: ”Akulah seorang Nabi dan bukan dusta. Akulah keturunan Abdul Muthalib.” Lalu beliau turun dari punggung bughal sambil berdo’a: ”Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu.”

Seketika itu Rasulullah saw memerintah salah seorang yang paling dekat dikala itu, yaitu Al-Abbas untuk menyeru kepada kaum muslimin, lagipun beliau dikenal sebagai seorang yang paling lantang suaranya diantara sahabat Rasulullah saw. Al-Abbas menuturkan, ”Akupun berteriak dengan suara sekeras-kerasnya. Manakah orang-orang yang berikrar di bawah pohon?”

Al-Abbas kembali menuturkan, “Demi Allah, seakan-akan perasaan mereka saat mendengar teriakanku ini seperti perasaan seekor induk sapi terhadap anaknya.”

Mereka menyahut, “Kami mendengar seruanmu, kami mendengar seruanmu.”

Sehingga akhirnya mereka mendekati Rasulullah saw, sambil melancarkan serangan, lalu Rasulullah saw berkata, ”Disinilah serangan berkobar.” Segenggam pasir Beliau lemparkan ke arah kaum kafir, sehingga tidak seorangpun diantara mereka, yang kena semburan pasir melainkan tidak bisa melihat dengan jelas.Tak seberapa lama Beliau melempar pasir, musuhpun mengalami kekalahan secara telak. Dengan kekalahan tersebut kaum muslimin mendapat harta rampasan yang cukup banyak. Sebagai tahapan-tahapan cerita di atas , Allah swt telah mengisyaratkan dalam firman-Nya :

"Dan ingatlah peperangan hunain, yaitu kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah banyak itu tidak memberi manfaat bagi kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai berai.Kemudian Allah menurunkan rasa ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman.Dan Allah menurunkan bala tentara-Nya yang kalian tidak melihatnya, dan Allah menimpa bencana kepada orang-orang kafir, dan demikian pula pembalasan kepada orang-orang kafir.” ( Q. S At-Taubah : 25-26).

Disini kita bisa melihat bahwa seorang qiyadah akan sangat berpengaruh pada kadernya ketika qiyadah tetap bersemangat maka para kader pun akan berupaya semangat.

Ikhwah wa akhwat FiLlah….

Di dalam teori manajemen kita ketahui ada aspek-aspek semangat kerja untuk mengukur tinggi rendahnya semangat kerja. Menurut Maier (1999, p.184), ada empat aspek yang menunjukkan
seseorang mempunyai semangat kerja yang tinggi, yaitu:
a.      Kegairahan.
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi dan dorongan bekerja. Motivasi tersebut akan terbentuk bila seseorang memiliki keinginan atau minat dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang lebih dipentingkan oleh seseorang adalah seharusnya bekerja untuk organisasi bukan lebih mementingkan pada apa yang mereka dapat.
b.      Kekuatan untuk melawan frustasi.
Aspek ini menunjukkan adanya kekuatan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan memilih sikap yang pesimis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya. Adanya semangat kerja yang tinggi ditimbulkan karena adanya kesempatan yang diberikan oleh organisasi untuk mendapatkan ijin ketika menderita sakit.
c.       Kualitas untuk bertahan.
Aspek ini tidak langsung menyatakan seseorang yang mempunyai semangat kerja yang tinggi maka tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam pekerjaannya. Ini berarti adanya ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya. Keyakinan ini menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik, hal inilah yang meningkatkan kualitas untuk bertahan. Ketekunan mencerminkan seseorang memiliki kesungguhan dalam bekerja. Sehingga tidak menganggap bahwa bekerja bukan hanyamenghabiskan waktu saja, melainkan sesuatu yang penting.

d.      Semangat kelompok.
Semangat kelompok menggambarkan hubungan antar individu. Dengan adanya semangat kerja maka individuakan saling bekerja sama, tolong-menolong, dan tidak saling bersaing untuk menjatuhkan. Semangat kerja menunjukkan adanya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain agar orang lain dapat mencapai tujuan bersama. Lingkungan kerja yang baik, menciptakan suasana kerja yang baik pula, kebersamaan diantara individu dengan membagi pekerjaan secara adil mampu meningkatkan semangat kerjabagi individu itu sendiri.

Untuk tetap memiliki semangat maka kita perlu me-ria’yah (merawat) semangat yang telah ada agar tak berubah, diantaranya :

1.      Menanamkan jiwa Muraqabatullah : Merasa dekat dengan Allah (Bersama Allah)

Orang yang merasakan kedekatan dengan Allah akan selalu termotivasi untuk melaksanakan perintah-perintah Allah, dan memperjuangkan agama Allah swt. Ia tak pernah takut akan  Ancaman,Gangguan,Tantangan, dan Hambatan yang merintangi jalan dakwahnya, selalu bersemangat karena dia ingat motivasi dengan kisah Rasulullah bersama Abu Bakar As-Sidiq saat berada digua tsur : LAA TAKHOF WALAA TAHZAN INNALLAHA MA’ANA (Jangan takut dan janganlah bersedih ,sesungguhnya Allah bersama kita)

2.      Muhafadzotu ‘ala Sunnah : menjaga amalan sunnah

Nabi Muhammad Sallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tiap-tiap amal ada masa semangatnya dan tiap-tiap semangat ada masa futurnya (lemah semangatnya). Siapa saja yang futurnya tetap mengikuti sunnahku, ia telah memperoleh petunjuk. Siapa saja yang futurnya-nya mengikuti selain itu, ia benar-benar binasa.” (H.R. Ahmad).

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,: “Sesungguhnya Allah telah berfirman: Barang siapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hamba-Kumendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepada-Ku pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya.” (Hadits ini dirawikan Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, hadits no. 6137)

3.      Al-Jaalis Ma’ash-Sholihin : Berkumpul dengan orang yang semangat /Sholeh

“Seseorang mengikuti agama kawannya. Karena itu, lihatlah olehmu siapakah yang menjadi kawannya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Pribahasa mengatakan “Jika kita bergaul dengan tukang ikan akan terkena bau amisnya,bergaul dengan tukang minyak wangi kita akan terkena wanginya,bergaul dengan tukang arang,terkena hitamnya” dst. Bergaul dengan orang sholeh akan memotivasi kita untuk selalu mengerjakan amalan-amalan yang sholeh, sebaliknya bergaul dengan orang yang malas beribadah (futur) maka akan menularkan kemalasannya kepada kita.

4.      Laa Nabtagil jaahiliin : Tidak bergaul dengan orang jahil

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” ( Q.S.28:55)

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Q.S.11:113)
Dikala semangat (hamasah) Dakwah menggelora didalam jiwa, segala yang sulit akan terasa mudah, yang jauh akan terasa dekat, yang berat akan terasa ringan, bahkan setiap ujian yang datang akan menjadi ajang pendewasaan, Semangat itu seperti air yang terus mengalir sepanjang waktu laksana matahari yang tak pernah lelah menyinari bumi, jika dihalangi maka air itu akan mencari celah untuk tetap bergerak, jika dibendung ia akan naik meluap ke atas lalu kembali mengalir, jika di tekan maka ia akan muncrat, berpencar bahkan dapat menghancurkan wadah tempat dimana ia dikumpulkan.

Wallahu a’lam bishshawab


Share this Article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Tambora 2011-2014 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com .